Tulisan ini adalah tugas berita kisah mata kuliah Jurnalisme Media Cetak yang dikerjakan dalam waktu 45 menit tadi di kelas. Saya menulis tentang sahabat saya, Risa Listiani. Silahkan dibaca:
Berkeliling Dunia Melalui Teman
Ia memang belum keliling dunia layaknya penulis travel writing terkenal. Namun, keaktifannya dalam mengikuti kegiatan internasional membuatnya mempunyai banyak teman dari beragam negara.
Risa, begitu ia kerap disapa, adalah mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Ia adalah gadis berperawakan kecil dan memiliki rambut pendek berwarna hitam. Tak ada yang spesial dari penampilannya yang sederhana. Namun, melalui beragam kegiatan yang diikutinya, ia telah keliling dunia melalui teman-teman yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya.
Acara internasional
Perkenalan dengan mahasiswa internasional bermula ketika ia mengikuti sebuah program Java Summer Camp. “Di bulan Juli aku mengikuti perkemahan pemuda Java Summer Camp di Cangkringan, Sleman,” aku penyuka warna biru ini. Masih di bulan yang sama, gadis pencinta eskrim ini juga mengikuti DREaM 2010 International Student Summer Program di UGM, Yogyakarta.
Karena keaktifnya mengikuti kegiatan internasional, ia pun pernah diminta untuk menjadi reporter pada IESO (International Earth Science Olympiad) ke 4 di Yogyakarta. ”Bulan September (2010, -Red) aku menjadi salah satu tim pembuat buletin harian selama satu minggu,” kenang anak ke-2 dari 3 bersaudara ini.
Tak sampai disitu saja. Pada Februari 2011, Risa berkunjung ke negeri Jiran Malaysia untuk mengikuti program pertukaran budaya International Cultural Exchange Program (ICEP) yang diselenggarakan oleh Taylor’s University selama satu minggu. ”Kemudian aku juga pernah menjadi peserta dalam acara International Youth Conference (IYC), Youth Awareness of Climate Change di Yogyakarta, Indonesia,” tutur Risa sambil tersenyum simpul.
Berbagai kegiatan yang diikutinya membuat Risa memiliki banyak teman dari berbagai negara. Dari semua kegiatan, Risa paling menyukai DREaM UGM 2010. ”Karena selain aku dapat ilmu dari kuliah singkat yang diberi oleh pembicara-pembicara yang hebat, aku dapat banyak teman baru baik dari dalam negeri maupun luar,” tandas gadis kelahiran 10 Juni 1991 ini. Risa mengaku sampai saat ini pun persaudaraan mereka masih tetap terjalin melalui facebook, e-mail, skype, dan kunjungan antarnegara peserta.
Beragam budaya
Bertemu dengan orang baru dari beragam negara dan latar belakang memiliki kesan tersendiri bagi Risa. Seperti perbedaan agama ketika ia mengikuti DREaM. ”Peserta DREaM dari UEA (United Emirat Arab, -Red) yang religius sangat kontras dengan latar belakang agama peserta dari Korea Selatan dan Jepang yang mana sebagian besar dari mereka tidak memiliki agama,” papar Risa. Selain itu, dari segi cara berpakaian mereka pun jelas terlihat berbeda terutama bagi wanita. “Lalu yang menarik itu mempelajari cara berpikir mereka. Cara berpikir seseorang itu kan salah satunya di pengaruhi sama budaya, jadi aku iseng-iseng meneliti hehehe,” tambah Risa kemudian.
Pengalamannya bertemu dengan teman baru dari negara berbeda tak hanya di sia-siakan oleh Risa. Selain bertukar pikiran dan kebudayaan, ia juga bertukar cinderamata khas negara masing-masing. “Biasanya kami bertukar mata uang, berbagi souvenir, bercerita mengenai keunikan dan kekhasan negara masing-masing serta tidak lupa acara pertunjukan budaya di penghujung acara,” aku penyuka film Bangkok Dangerous ini.
Ia mengaku, alasannya mengikuti beragam acara internasional adalah ingin mengenalkan budaya Indonesia di dunia Internasional. “Selain itu aku ingin menambah relasi internasional, mencari pengalaman, menambah wawasan internasional dan membangun pemahaman global, serta salah satu jalan untuk menuju karir internasional,” seru pemilik zodiak Gemini ini sumringah. “Aku juga jadi lebih tahu gimana budaya mereka dan tentu saja menambah wawasan,” ujarnya.
Risa sangat bersyukur bisa mengikuti beragam kegiatan internasional karena semua pesertanya sangat bersahabat. ”Persaudaraan kami selama DREaM, IESO, IYC, dan ICEP masih terus terjalin baik di dunia nyata maupun di dunia maya seperti facebook dan skype, “ ungkapnya. Ia pun menambahkan di dunia nyata, setelah acara selesai, beberapa dari mereka ada masih sering melakukan kunjungan baik untuk sekadar jalan-jalan atau untuk urusan lainnya. “Bahkan beberapa dari kami juga ada yang bertemu saat mengikuti acara internasional yang sama seperti ISFit,” lengkapnya.
Kegiatan lain
Di kampus, Risa pun tergolong sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Ia tercatat sebagai anggota divisi redaksi dari Surat Kabar Mahasiswa Bulaksumur UGM. Ia pun menjabat sebagai sekretaris di Publicia Photo Club (PPC) Jurusan Ilmu Komunikasi UGM periode 2010-2011. Gadis dengan tinggi 150 cm ini juga pernah menjadi penulis berita atau scriptwriter di Radio Tanggap Merapi, ketika bencana meletusnya Gunung Merapi berlangsung. ”Selama liburan di bulan Januari 2011, aku juga menjadi volunteer Kompas MuDA Creativity 4th Anniversary batch 3 Yogyakarta,” seru pemilik akun twitter @RisaListiani ini.
Semua kegiatan yang ia lakukan telah mendapat persetujuan dari orangtuanya. “Mereka tetap mendukung kegiatanku, asalkan itu positif,” ungkap Risa. Namun, walaupun memiliki segudang kegiatan, Risa tetap menjadikan studinya di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM menjadi prioritas utama. Ia pun membuat skala prioritas kegiatan dan sedapat mungkin kagiatan yang diikuti tidak mengganggu jadwal akademik.
Kini ia memiliki keinginan untuk menjadi wartawan perjalanan internasional. “Untuk mencapai itu aku membaca buku setiap hari, latian menulis, lalu setiap kali aku jalan-jalan aku selalu membayangkan hal-hal menarik tentang tempat itu yang bisa aku bikin jadi tulisan,” tutupnya.
foto saya bersama risa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar