“Jangan lihat uangnya, tapi pengalamannya.”
Itulah secuplik nasihat yang diberikan ibu kepada saya, kalau saya bercerita tentang tawaran menjadi MC. Ya ibu saya benar. Untuk MC pemula seperti saya, uang tidaklah seberapa. Hal yang terpenting adalah pengalaman yang didapatkan.
Menjadi seorang MC dulu hanyalah cita-cita yang saya pikir tak akan terlaksana. Saya memang menyukai tampil di depan teman-teman sekelas jika ada presentasi. Namun untuk menjadi MC saya masih belum mempunyai keberanian dan merasa tidak menguasai.
Mungkin, karena saya terlihat banyak bicara dan atraktif, tawaran untuk menjadi MC pun menghampiri. Awalnya memang hinggap rasa grogi, tapi lambat laun saya pun merasa enjoy dan dengan bebas bergerak kesana kemari ketika menjadi MC.
Karena saya hanyalah MC pemula, belum banyak acara yang saya tangani. Hanya saja, dari beragam jenis acara, saya paling senang jika diminta menjadi MC sebuah acara workshop. Karena saya mendapat manfaat yang berlipat. Pertama saya bisa menyalurkan hobi saya berbicara di depan banyak orang. Kedua saya bisa ikut menjadi peserta yang mendapatkan materi. Ketiga saya bisa berkenalan dengan pembicara yang biasanya seorang yang terkenal. Lalu keempat saya juga bisa mendapatkan uang sebagai upah menjadi MC, haha.
Saya memang baru tiga kali dipercaya menjadi MC sebuah acara workshop, tapi bagi saya pengalaman yang didapat sangatlah banyak. Workshop pertama adalah workshop tentang enterpreunership. Kalau dilihat dari tema, workshop ini memang sering sekali diadakan. Hanya saja, yang spesial di workshop ini adalah pembicaranya. Teman-teman FISE UNY selaku panitia mengundang Helmi Yahya sebagai pembicara. Satu kesan mendalam yang saya dapatkan pada acara ini adalah, saya bisa menjadi MC yang dihadiri MC terkenal. Selain itu, rasa bangga juga merasuk ke hati saya ketika Helmi Yahya tertawa karena gojekan yang saya lontarkan.
Selanjutnya adalah rangkaian workshop yang diadakan oleh Kompas MuDA dalam rangka ulang tahun ke-4. Ada empat workshop yang digelar. Workshop Komik dengan pembicara Didi SW, komikus Kompas. Workshop Penulisan dengan pembicara Dhony Dirgantoro, penulis novel 5cm. Workshop Fotografi, dengan pembicara Riza Fathoni, pewarta foto Kompas. Dan workshop Image Processing, dengan pembicara Lim Bun Chai, designer graffic Kompas. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat pada acara ini, karena sebenarnya saya adalah panitia yang didaulat untuk menjadi MC, hehe.
Lalu workshop terakhir adalah workshop penulisan yang berlangsung hari ini (29/5). Workshop ini diadakan oleh murid-murid dari MA Mualimin yang mengundang Tere Liye, novelis dengan 13 novel bestseller (salah satunya Hafalan Shalat Delisa). Karena diadakan oleh sekolah islam, saya pun harus mengenakan kerudung selama menjadi MC. Namun itu tak masalah, karena ternyata Tere Liye sangat asyik ketika menjadi pembicara workshop. Baru kali ini saya menghadiri workshop, baik sebagai peserta maupun menjadi MC, yang pembicaranya benar-benar memberikan pelatihan secara langsung. Dan Tere Liye melakukan itu dengan sangat menyenagkan.
Walaupun saya senang menjadi MC workshop, bukan berarti saya tidak menyukai acara-acara hiburan. Karena dasarnya saya suka berbicara di depan banyak orang, jadi ya saya tetap dengan senang hati menerima tawaran untuk menjadi MC acara apapun. Siapa tahu saya bisa jadi MC terkenal seperti idola saya, Sarah Sechan, yang bisa menjadi MC acara formal maupun informal.
*tulisan di hari ke-29 di #31HariMenulis ini saya persembahkan untuk anak-anak MA Mualimin yang telah meminta saya jadi MC. Acara kalian hari ini sukses! 4 jempol deh buat kalian yang besok mau ulangan. Semoga sukses yaa :)
Saya juga mendambakan menjadi seorang Mastero of Ceremony yang handal .... Tokoh Tua yg saya banggakan, krisbiantoro, koes hendratmo,Helmy Yahya, Tantowi Yahya dan yang lainya...Tokoh Muda seperti Daniel mananta, sarah sechan , Choky sitohang dan mungkin anda sendiri hehehe .. saliong support ya ...
BalasHapus