Senin, 16 September 2013

Mentari Pagi, Sukses Hibur Penonton

Sabtu (14/7), Alumni Van Deventer – Maas Stichting (VDMS) Regional Representative Central Java – Yogyakarta dan Teater Maraton mengadakan Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Pementasan ini kerja sama dengan warga Dusun Petung, Hunian Tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Anak-anak Dusun Petung pun ikut andil menjadi pemeran dalam pementasan yang berdurasi satu jam di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Meski open gate telah diumumkan pukul 19.00 WIB, namun sejak pukul 18.00 WIB para pononton baik yang sudah memiliki tiket atau belum sudah memenuhi Gedung Societet. Antusiasme tampak karena hingga pukul 20.00 WIB saat pementasan sudah berlangsung, masih terdapat penonton yang ingin masuk ke dalam gedung. “Tiket kami sold out, bahkan ada yang mau menonton meski sudah tak tersedia bangku dan mereka duduk lesehan,” tutur Pungky Andriani, koordinator Publikasi dan Dokumentasi Mentari pagi. Panitia Mentari Pagi mematok harga tiket masuk sebesar Rp 10.000,00. Keuntungan dari penjualan tiket tersebut akan disumbangkan kepada Dusun Petung.

Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ bercerita tentang kisah nyata kehidupan warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY  sebelum, ketika dan sesudah erupsi  Merapi. Sebelum erupsi Merapi , Dusun Petung merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di DIY. Dusun Petung menyuguhkan wisata kesenian seperti tari tradisional dan gamelan.  Namun setelah erupsi, geliat kesenian warga Dusun Petung menyurut seiring berpindahnya warga ke Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang. Di rumah yang baru ini, mereka kurang memiliki wadah untuk menyalurkan bakat seninya. “Dengan adanya Drama Musikal ‘Mentari Pagi’, kami berharap dapat menumbuhkan kembali semangat warga Dusun Petung dalam berkesenian,” pungkas Jessica Permatasari, Sutradara dan Penulis Naskah Mentari Pagi.

Sepanjang pementasan, banyak penonton yang tertawa karena tingkah polah pemain terutama anak-anak Dusun Petung yang spontan melucu. Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ usai pukul 21.00 WIB, diakhiri dengan pemberian bunga kepada tiap pemain dan penyerahan simbolisasi keuntungan tiket kepada perwakilan warga Dusun Petung. Kesan positif pun terhampar di media sosial melalui akun @teatermaraton. Meski banyak yang menyayangkan volume suara yang kurang besar, namun banyak pula penonton yang mengaku puas. “Pementasannya oke dan lagunya bagus-bagus, sayang dialognya sering nggak terdengar. Tapi overall penampilan anak-anak Dusun Petung kocak, menarik dan menghibur,” ungkap Stefan Toghas yang menonton bersama ketiga temannya.

Antrian Penonton
Menunggu Pementasan Dimulai
Aksi Pemain di Atas Panggung



Tulisan: Annisa Ika Tiwi
Foto: Ichwan Fachrudin



Senin, 09 September 2013

Drama Musikal Mentari Pagi

Alumni Van Deventer – Maas Stichting (VDMS) Regional Representative Central Java – Yogyakarta dan Teater Maraton bekerja sama dengan  anak-anak dari Dusun Petung, Hunian Tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengadakan Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Pementasan ini diselenggarakan  di Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu, 14 September 2013 pukul 19.00 WIB. “Mentari Pagi bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)  anak-anak Dusun Petung  yang pada 2010 lalu terkena erupsi Merapi,” tutur Rahmanu Hermawan, Pemimpin Produksi Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Drama musikal dipilih agar anak-anak Dusun Petung dapat mengembangkan jiwa seni dan belajar untuk lebih percaya diri, bekerja sama dalam tim, dan disiplin.

Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ bercerita tentang kisah nyata kehidupan warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY  sebelum, ketika dan sesudah erupsi  Merapi. Sebelum erupsi Merapi , Dusun Petung merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di DIY. Dusun Petung menyuguhkan wisata kesenian seperti tari tradisional dan gamelan.  Namun setelah erupsi, geliat kesenian warga Dusun Petung menyurut seiring berpindahnya warga ke Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang. Di rumah yang baru ini, mereka kurang memiliki wadah untuk menyalurkan bakat seninya. “Dengan adanya Drama Musikal ‘Mentari Pagi’, kami berharap dapat menumbuhkan kembali semangat warga Dusun Petung dalam berkesenian,” pungkas Jessica Permatasari, Sutradara dan Penulis Naskah Mentari Pagi.

Jika Anda ingin menonton drama musikal ini, cukup menyisihkan dana untuk tiket masuk seharga Rp 10.000,00. Seluruh hasil penjualan tiket ini akan diberikan kepada warga Dusun Petung. Tiket dapat dibeli di Djendelo Koffie (setiap hari pukul 12.00 – 23.00 WIB) atau menghubungi Rahmanu (085743605755). Info lebih lengkap dapat dilihat di akun twitter @TeaterMaraton. Salam budaya!