Kamis, 22 November 2012

Tiga Tahun Bahagia di SKM UGM Bulaksumur

Mengurai pengalaman 3 tahun di SKM UGM Bulaksumur menjadi 1 tulisan, adalah pekerjaan yang menyulitkan. Tanpa perlu panjang lebar, saya mau membagi kisah suka, duka, tawa, canda, dan air mata menjadi satu rangkuman foto diselipi kata-kata sebagai bukti betapa cintanya saya terhadap UKM ini :)

tahun pertama
magang. pelantikan. reporter. aksi kreasi 2. liputan. upgrading. open recruitment. gelanggang expo.
tahun dimana saya mulai mengenal dan merasa nyaman berada UKM ini.


tahun kedua
sekaten. pelantikan. redaktur pelaksana. aksi kreasi 3. penjaga rubrik. jalan jalan redaksi. pjs web. kunjungan media.
tahun dimana saya sempat bimbang tetap bertahan atau meninggalkan UKM ini.


tahun ketiga
koordinator web redaksi. pit pitan bulaksumur. kongkow. aksi kreasi 4. selo. tamasya bulaksumur.
tahun dimana saya menyadari saya sangat menyayangi UKM ini.


dan yang namanya kehidupan, ada yang datang ada juga yang pergi. tiga tahun lalu saya datang mendaftarkan diri menjadi salah satu calon awak SKM UGM Bulaksumur. tahun ini, saya harus pergi mengakhiri masa jabatan sebagai awak. ini bukan perpisahan. ini adalah sebuah sebuah awalan bagi saya dan teman-teman tahun ketiga yang telah menghabiskan masa aktif, juga bagi kalian yang melanjutkan perjuangan kami. pesan saya, itu hak kalian memilih militan di bulaksumur atau tidak. tapi ketika kalian memilih untuk militan, bulaksumur menawarkan berbagai keceriaan.


terimakasih SKM UGM Bulaksumur beserta seluruh B 21 nya. tempat saya belajar banyak hal. tempat saya menambah warna kehidupan mahasiswa. tempat yang pastinya akan selalu saya rindukan, dibandingkan tempat apapun di UGM.






*foto diambil dari berbagai sumber, yang jelas anak bul :)

Minggu, 28 Oktober 2012

:)


sampai kapan kita akan bertahan?
biar Tuhan yang menentukan.
selamat lima belas bulan.
:)




Minggu, 02 September 2012

Post KKN Syndrome

Banyak kakak angkatan yang bilang, masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu masa-masa indah di dunia perkuliahan. Karena dulu saya belum pernah merasakannya, saya cuma mengangguk sambil ber-ah-oh saja. Dan sekarang, hampir tiga minggu berselang setelah KKN, saya masih mengalami apa yang dinamakan Post KKN Syndrome.

Di sini, di Jogja, setiap saya bertemu teman-teman, yang diceritakan cuma satu. KKN. Ya, bagi saya (dan teman-teman di komunikasi, di bulaksumur, di kos) KKN adalah sebuah pengalaman yang sangat amat wajib untuk diceritakan. Karena KKN mengajarkan saya untuk berbaur dengan warga desa. Karena KKN menjadikan saya menerima segala kelebihan dan kekurangan. Karena KKN mengharuskan saya untuk bersyukur atas semua kenikmatan. Karena KKN membuat saya yang tidak suka anak kecil jadi menyukainya. Dan karena KKN saya bertemu kalian.

Ya kalian. Dua puluh tiga orang dari beragam jurusan, fakultas, asal, dan status percintaan (oke ini boleh diabaikan :p) yang sepakat ber-KKN di Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dua puluh tiga orang yang akhirnya dipecah menjadi tiga kelompok kecil (sub unit). Lalu bersama keenam orang diantaranya saya menghabiskan tiga puluh lima hari bahagia (dan terkadang air mata) di Dusun Ngenep Krajan.

Masih jelas di ingatan saya (juga mungkin kalian), di awal datang ke Desa Ngenep kita semua kebingungan. Bingung mencari pondokan, bingung dengan program, juga bingung lingkungan sekitar. Tapi di akhir kita semua tersenyum lega dan bahagia, meski tak dipungkiri juga ada haru diiringi air mata. Setidaknya, dengan usaha yang dilakukan dan kemampuan yang kita punya, kita telah menorehkan (sedikit) kenangan bagi warga desa, juga di hati masing-masing kita.

Sekarang, sambil menulis ini, saya hanya bisa mengingat-ingat segala kejadian yang kita lakukan disana. Senangnya rapat satu unit pertama dan berbagi cerita dari sub unit masing-masing. Kesalnya mengajar anak SD yang nakal, bahkan salto, ketika kita mengajar di kelas. Susahnya saling meminjam motor kalau ingin jalan-jalan satu sub unit. Bahkan bahagianya mendapat gosip baru dari sub unit lain.

Waktu memang berlalu, tapi memori tidak. Semoga perasaan ini bukanlah euforia paska KKN semata bagi saya dan juga kalian. Harapan saya, kita masih akan tetap bertemu dan berbagi cerita di hari-hari berikutnya. Karena kita pernah (dan masih) menjadi keluarga yang telah melewati susah senang bersama.

Terimakasih Hita yang tua, Lisa yang kasian, Mustafa yang aneh, Niken yang pelit, Valen yang cupu, dan Yanuar yang garing, untuk segala keceriaan dan kebodohannya. Juga Ari, Aster, Indra, Inot, Mas Darojat, Mia, Rico, Yayun, untuk semua saran-saran dan pinjaman motornya. Tak lupa Cindy, Eny, Fian, Irma, Lintang, Novan, Praja, Puter untuk segala bantuan dan tumpangan rapatnya.

Salam ngenepers! :*

Sub unit Ngenep Krajan


KKN-PPM UGM Unit 156, Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang







#35HariKKN

Selasa, 07 Agustus 2012

Alun-alun Kota Malang

Hampir setiap kota memiliki alun-alun, yang tak jarang menjadi landmark bagi kota tersebut. Yogyakarta misalnya, terkenal dengan Alun-alun Utara, yang biasa digunakan untuk mengadakan acara seperti Sekaten ataupun konser-konser, serta Alun-alun Selatan, yang biasa dikunjungi wisatawan untuk Masangin ataupun bersepeda kelap kelip. Sabtu (4/8), saya berkesempatan mengunjungi Alun-alun Kota Malang yang terletak di pusat kota. Alun-alun yang berada di depan Masjid Agung Malang ini, berkonsep seperti taman yang dipenuhi pohon rindang dan terdapat kolam besar di tengahnya. Sejuk dan asri. Namun sayang, alun-alun ini tidak terlalu terawat, berbeda dengan tetangganya, Alun-alun Batu yang sangat bersih dan rapih.








*Saya berkesempatan ke Alun-alun Malang, setelah sebelumnya belanja di Pasar Besar untuk membeli hadiah Lomba Menyambut Kemerdekaan*

#35HariKKN

Rabu, 01 Agustus 2012

Dua Puluh Delapan ke Dua Belas

Tiba juga di tanggal dua puluh delapan,
dan tak terasa dua belas bulan sudah kita bertahan,
dengan status yang tak lagi teman,
meski tanpa kata-kata sayang,
tanpa sering smsan,
tanpa permasalahan izin ketika bepergian,
tanpa sikap romantis layaknya orang pacaran.

Tapi aku senang,
setidaknya itu kan yang sejak awal kita inginkan?

Selamat setahun berhubungan,
semoga kita tetap baik-baik dalam tiap perjalanan.
:)






*sebuah postingan telat balasan dari blognya Bayu
**ditulis dari Malang yang sekarang sudah terasa dinginnya

Senin, 23 Juli 2012

#KKNNgenep2012 Hari ke 12-13

Seringnya, kita baru merasa bersyukur ketika berada di situasi yang lebih tidak menyenangkan dengan keadaan kita biasanya. Sejak datang ke pondokan KKN saya di Dusun Ngenep, saya sering mengeluh karena pondokan saya ini terlalu bagus untuk tempat tinggal KKN. Gak kerasa KKN-nya, pikir saya dan teman-teman cewek Sub Unit Ngenep. Saya selalu iri dengan teman-teman Sub Unit Tumpangrejo yang rumahnya masih sederhana, karena lebih kerasa KKN-nya. Hingga Jumat-Sabtu (20-21/7) kemaren, saya dan Valen, teman satu sub unit, menginap di pondokan Sub Unit Tumpangrejo.

Sebenarnya, saya gak masalah dengan keadaan rumah, yang menurut saya masih termasuk bagus. Saya juga gak masalah dengan tempat mandi yang penutupnya hanya bilik dan WC yang diluar. Yang jadi masalah adalah, belakang rumah ini langsung bersatu dengan kandang sapi. Bahkan kalo ingin mandi pun, sapi bisa melihat kita. Dan yang bikin saya kurang betah, di rumah ini seperti tidak ada udara segar, karena bercampur dengan aroma sapi.

Sejak pulang dari pondokan Sub Unit Tumpangrejo, saya jadi jauh lebih bersyukur dapat pondokan seperti tempat tinggal saya sekarang. Walopun bayarnya jauh lebih mahal, seenggaknya saya disini mendapatkan udara yang steril sehingga kemungkinan untuk terkena penyakit jadi lebih kecil. Yaa biar saja lah saya gak terlalu merasakan KKN seperti reality show Jika Aku Menjadi. Karena saya percaya tiap sub unit pun punya cerita masing-masing.

Suasana Rumah Pak Jiyadi, Pondokan Sub Unit Tumpangrejo

Tempat Mandi (atas) dan WC (bawah)

 Makan Masakan Sendiri

Pemandangan di Sekitar Pondokan Sub Unit Tumpangrejo

 Saya Bersama Yayun dan Mia, Teman Sub Unit Tumpangrejo

Saya dan Valen


Lalu Sabtu malamnya, saya dan teman-teman Sub Unit Ngenep pergi ke Alun-alun Kota Batu, diajak Bela, anak ibu pondokan kami. Menurut saya alun-alun nya sangat bagus. Kalo di Jogja mirip kayak Taman Lampion di Monjali, tapi ini gratis. Di alun-alun juga ada bianglala yang harganya sangat murah, cuma Rp 3.000,00 saja. Padahal bianglala nya jauh lebih bagus dari bianglala Sekaten yang harganya Rp 6.000,00. Dan malam itu, saya bahagia karena ditempatkan di Sub Unit Ngenep dengan bersama Valen, Niken, Hita, Lisa, Mustafa, dan Yanuar :)

Bianglala Harga Tiga Ribu

 Alun-alun Kota batu dari Atas Bianglala

 Sub Unit Ngenep







 #35HariKKN

Kamis, 19 Juli 2012

#KKNNgenep2012 Hari ke-11

Kamis ini, saya dan teman-teman sub unit Ngenep membantu Posyandu di Balai Desa, lalu mengajar les anak-anak Dusun Ngenep, dan membuat K1 K2. Habis Magrib, kami diajak ibu pondokan buat datang ke mesjid karena ada tradisi Megeneng, tradisi sebelum Ramadhan. Di acara Megeneng, tiap warga datang membawa besek (makanan seperti untuk acara selametan), lalu di akhir membawa pulang besek milik warga lain. Yaa sistemnya seperti tukar kado lah. Lucu juga sih tradisinya. Soalnya di Bekasi sama di Jogja ga ada, haha.

 Posyandu

Megengan








#35HariKKN

Rabu, 18 Juli 2012

#KKNNgenep2012 Hari ke-10

Saya dan teman-teman sub unit Ngenep, sering iri dengan cerita KKN teman-teman kami yang benar-benar tinggal di desa dan merasakan kehidupan seperti Jika Aku Menjadi. Karena seperti yang pernah saya ceritakan, tempat KKN kami sudah seperti kota -____- Tapi sekarang saya baru sadar, tempat KKN saya, terutama sekitar pondokan tampak seperti kota karena memang saya tinggal di jalan utama dan dekat dengan rumah Pak Kades. Jadi yaa sangat wajar kalo lingkungannya sudah bagus. Sebenernya kalo saya mau jalan-jalan ke daerah belakang, suasananya masih tampak seperti desa. Dan Rabu (18/7) pagi tadi, saya dan teman-teman sub unit Ngenep jalan-jalan ke kali bersama Bu Nanik (warga depan pondokan). Di kali itu, ada beberapa tempat untuk mandi dan mencuci yang sekelilingnya ditutup tembok, biar ga ada yang mengintip. Sorenya, sepulang ngajar TPA, saya, Valen, dan Lisa sengaja memutar jalan lebih jauh untuk melihat-lihat lingkungan dusun yang ternyata sangat indah :)

Jalan menuju kali

Ladang selada air di depan tempat mandi dan cuci

Tempat mandi dan mencuci

  Sumber air Ngenep yang jadi tempat berenang anak-anak
Tempat mandi dan mencuci yang lain

Saya heran, di dusun saya ada tempat aerobic dan gym, hahaha :))

Jalan yang baru di cor anak cowok sub unit Ngenep


Jalanan di tempat pulang ngajar TPA