Senin, 16 September 2013

Mentari Pagi, Sukses Hibur Penonton

Sabtu (14/7), Alumni Van Deventer – Maas Stichting (VDMS) Regional Representative Central Java – Yogyakarta dan Teater Maraton mengadakan Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Pementasan ini kerja sama dengan warga Dusun Petung, Hunian Tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Anak-anak Dusun Petung pun ikut andil menjadi pemeran dalam pementasan yang berdurasi satu jam di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Meski open gate telah diumumkan pukul 19.00 WIB, namun sejak pukul 18.00 WIB para pononton baik yang sudah memiliki tiket atau belum sudah memenuhi Gedung Societet. Antusiasme tampak karena hingga pukul 20.00 WIB saat pementasan sudah berlangsung, masih terdapat penonton yang ingin masuk ke dalam gedung. “Tiket kami sold out, bahkan ada yang mau menonton meski sudah tak tersedia bangku dan mereka duduk lesehan,” tutur Pungky Andriani, koordinator Publikasi dan Dokumentasi Mentari pagi. Panitia Mentari Pagi mematok harga tiket masuk sebesar Rp 10.000,00. Keuntungan dari penjualan tiket tersebut akan disumbangkan kepada Dusun Petung.

Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ bercerita tentang kisah nyata kehidupan warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY  sebelum, ketika dan sesudah erupsi  Merapi. Sebelum erupsi Merapi , Dusun Petung merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di DIY. Dusun Petung menyuguhkan wisata kesenian seperti tari tradisional dan gamelan.  Namun setelah erupsi, geliat kesenian warga Dusun Petung menyurut seiring berpindahnya warga ke Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang. Di rumah yang baru ini, mereka kurang memiliki wadah untuk menyalurkan bakat seninya. “Dengan adanya Drama Musikal ‘Mentari Pagi’, kami berharap dapat menumbuhkan kembali semangat warga Dusun Petung dalam berkesenian,” pungkas Jessica Permatasari, Sutradara dan Penulis Naskah Mentari Pagi.

Sepanjang pementasan, banyak penonton yang tertawa karena tingkah polah pemain terutama anak-anak Dusun Petung yang spontan melucu. Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ usai pukul 21.00 WIB, diakhiri dengan pemberian bunga kepada tiap pemain dan penyerahan simbolisasi keuntungan tiket kepada perwakilan warga Dusun Petung. Kesan positif pun terhampar di media sosial melalui akun @teatermaraton. Meski banyak yang menyayangkan volume suara yang kurang besar, namun banyak pula penonton yang mengaku puas. “Pementasannya oke dan lagunya bagus-bagus, sayang dialognya sering nggak terdengar. Tapi overall penampilan anak-anak Dusun Petung kocak, menarik dan menghibur,” ungkap Stefan Toghas yang menonton bersama ketiga temannya.

Antrian Penonton
Menunggu Pementasan Dimulai
Aksi Pemain di Atas Panggung



Tulisan: Annisa Ika Tiwi
Foto: Ichwan Fachrudin



Senin, 09 September 2013

Drama Musikal Mentari Pagi

Alumni Van Deventer – Maas Stichting (VDMS) Regional Representative Central Java – Yogyakarta dan Teater Maraton bekerja sama dengan  anak-anak dari Dusun Petung, Hunian Tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengadakan Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Pementasan ini diselenggarakan  di Societet, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu, 14 September 2013 pukul 19.00 WIB. “Mentari Pagi bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)  anak-anak Dusun Petung  yang pada 2010 lalu terkena erupsi Merapi,” tutur Rahmanu Hermawan, Pemimpin Produksi Drama Musikal ‘Mentari Pagi’. Drama musikal dipilih agar anak-anak Dusun Petung dapat mengembangkan jiwa seni dan belajar untuk lebih percaya diri, bekerja sama dalam tim, dan disiplin.

Drama Musikal ‘Mentari Pagi’ bercerita tentang kisah nyata kehidupan warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DIY  sebelum, ketika dan sesudah erupsi  Merapi. Sebelum erupsi Merapi , Dusun Petung merupakan salah satu Desa Wisata yang ada di DIY. Dusun Petung menyuguhkan wisata kesenian seperti tari tradisional dan gamelan.  Namun setelah erupsi, geliat kesenian warga Dusun Petung menyurut seiring berpindahnya warga ke Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang. Di rumah yang baru ini, mereka kurang memiliki wadah untuk menyalurkan bakat seninya. “Dengan adanya Drama Musikal ‘Mentari Pagi’, kami berharap dapat menumbuhkan kembali semangat warga Dusun Petung dalam berkesenian,” pungkas Jessica Permatasari, Sutradara dan Penulis Naskah Mentari Pagi.

Jika Anda ingin menonton drama musikal ini, cukup menyisihkan dana untuk tiket masuk seharga Rp 10.000,00. Seluruh hasil penjualan tiket ini akan diberikan kepada warga Dusun Petung. Tiket dapat dibeli di Djendelo Koffie (setiap hari pukul 12.00 – 23.00 WIB) atau menghubungi Rahmanu (085743605755). Info lebih lengkap dapat dilihat di akun twitter @TeaterMaraton. Salam budaya! 



Minggu, 28 Juli 2013

28 yang ke 24



A: Wah udah 2 tahun, lama ya?
B: Kamu kok nggak bosen sama aku?
A: Iya soalnya belom dapet gantinya nih.
B: Ah payah masa belom dapet, yaudah sana cari penggantinya hahaha.
*percakapan antara Annisa dan Bayu disaat anniversary 2 tahun pacaran :))*

Yak udah 2 tahun ternyata, setelah anniversary taun lalu dirayain dari Bandungan (Jateng) dan Malang (Jatim) karena sama-sama lagi KKN. Taun ini bisa dirayanin sama-sama di Jogja. Kalo taun depan? Ya masih misteri hahaha. Doanya semoga selalu ada di jalan yang baik-baik aja deh hehehe.

Selamat tanggal 28 yang ke 24 kalinya, Bayu Ardiyanto!

Sabtu, 13 Juli 2013

Dua Hari Keliling Jakarta

Minggu lalu, Jumat-Sabtu (5-6), saya sama 4 teman dari Akademi Berbagi Jogjakarta (Akber Jogja), Adon-Setyo-Mas Rafli-Nitha, pergi ke Jakarta buat ikutan acara ulang tahun Akademi Berbagi yang ke-3. Buat saya yang asal Bekasi, udah nggak asing lagi sama Jakarta. Tapi bukan berarti saya hapal tiap detail di Jakarta termasuk angkutan umumnya. Mungkin karena saya ke Jakarta-nya juga jarang-jarang dan itu cuma ke tempat Bude atau main ke beberapa mall aja, haha. Dan 2 hari ke Jakarta kemaren bener-bener beda dari perjalanan saya ke Jakarta sebelum-sebelumnya.

Kenapa beda?
  1. Walaupun cuma 2 hari, kita (saya dan teman-teman) udah mengunjungi 5 daerah di Jakarta: Jakarta Pusat-Barat-Selatan-Utara-Timur
  2. Walaupun cuma 2 hari, kita juga udah nyobain hampir semua angkutan umum di Jakarta: Trans Jakarta, Commuter Line, Metromini dan Mikrolet. 
  3. Walaupun cuma 2 hari, kita udah tidur di beberapa tempat, mulai dari Stasiun Senen di hari pertama, terus di kost-kostan, dan akhirnya dikasih kamar gratis di Hyatt Budget Hotel.
  4. Walaupun cuma 2 hari, kita juga udah jadi anak gaul Jakarta: ke Seven Eleven Menteng, makan Burger King dan lari-lari di koridor busway di jam orang berangkat dan pulang kantor.

Ini nih rute kita:
Jum'at
  • Dini hari kita sampe dari Jogja di Stasiun Pasar Senen (Jakarta Pusat) jam 00.30, terus tidur di bangku-bangku stasiun sampe diusir satpam jam 5.
  • Paginya, kita naik Trans Jakarta lanjut Mikrolet buat singgah di kost Dhani (temen Akber Jogja) di Palmerah Barat (Jakarta Barat).
  • Sorenya kita naik Trans Jakarta lanjut Metromini menuju Rumah Makan Lumbung Desa, Kebayoran Baru (Jakarta Selatan) untuk acara ultah Akber.
  • Malemnya kita nginep di Ibis Budget Hotel di Menteng (Jakarta Pusat) sambil nggak lupa jadi anak gaul nongkrong di Seven Eleven depan hotel. 
Sabtu
  • Pagi-Sore kita main-main di Taman Menteng sebelah hotel lanjut jalan kaki ke Grand Indonesia (Jakarta Pusat) buat makan Burger King terus naik Trans Jakarta ke Kota Tua (Jakarta Utara). 
  • Sorenya dari Stasiun Kota kita naik Commuter Line ke Stasiun Jatinegara (Jakarta Timur) lanjut naik mikrolet ke Stasiun Pasar Senen buat pulang ke Jogja lagi.


Acara ultah Akber (kiri ke kanan): Seluruh volunteer Akber yang hadir - beberapa volunteer Akber - volunteer Akber Jogja plus 1 volunteer Akber Solo - foto bareng Pak Hendry (CEO General Electric) - foto bareng Prabu Revolusi (news anchor Metro TV) - foto bareng Iwan Setyawan (penulis 9 Summers 10 Autumns)

Jalan-jalan Sabtu (kiri ke kanan): Taman Menteng - Di atas Jembatan deket Bundaran HI - Kota Tua - Kota Tua - Di halte Trans Jakarta - Di Atrium Senen

Terimakasih banyak untuk orang-orang yang udah ngebantu kita selama di Jakarta, diataranya Dhani yang udah nyediain kost-nya untuk tidur dan mandi. Pak Imam yang udah ngasih kita kamar hotel gratis dan ngasih akomodasi jalan-jalan di hari Sabtu. Mega dan Antik yang udah nemenin kita jalan-jalan di hari Sabtu. Seluruh keluarga besar volunteer Akademi Berbagi yang udah ngadaih acara ultah dengan tamu yang keren-keren. Dan untuk teman-teman Akber Jogja (Adon-Setyo-Mas Rafli-Nitha) yang udah membolang bersama, hahaha.

Ditunggu jalan-jalan berikutnyaaaa~




*photo by: Doc. Akber Jakarta, Mega, Antik

Jadi Pendaki Pemula di Nglanggeran

Whoaaa akhirnya setelah hampir 4 tahun di Jogja, kesampean juga saya ke Nglanggeran 2 minggu (30/6) lalu! Tempat wisata ini berbentuk Gunung Api Purba yang letaknya di Gunung Kidul, Yogyakarta. Bisa dijangkau pake motor atau mobil. Kalo naik kendaraan umum agak ribet soalnya dari Jalan Wonosari masuknya jauh gitu. Waktu perjalanannya sekitar 40 menit naik motor kalo itungannya dari Jalan Kaliurang Km 5, Sleman, Yogyakarta. Nah kalo dari Jogja, ikutin aja Jalan Wonosari ke arah pantai-pantai gitu. Nanti nggak jauh dari Bukit Bintang, ada petunjuk Nglanggeran belok kiri. Atau kalo bingung tanya penduduk setempat aja, pasti banyak yang tau :)

Karena namanya gunung, tempat wisata ini ya persis gunung beneran. Tapi dalam versi yang lebih kecil. Atau mungkin bahasa Indonesia-nya bukit lah ya, haha. Pengunjung dateng ke Nglanggeran biasanya buat sampe ke puncaknya. Buat pendaki pemula (banget) kaya saya, butuh waktu 1 jam untuk sampe puncaknya. Itupun pake berhenti-berhenti yang sering, hehe. Saya kemaren dateng ke Nglanggeran sekitar jam 2, terus turun jam setengah 5. Menurut saya ini waktu yang enak karena pas naik nggak panas dan turunnya belom gelap. Tapi banyak juga pengunjung yang dateng malem, nge-camp di puncak buat ngeliat sunrise. Katanya sih sunrise-nya bagus banget.

Oh iya, selain naik ke Nglanggeran, pengunjung juga bisa sekalian main ke Embung Nglanggeran yang letaknya nggak jauh dari gunungnya. Embung ini sejenis waduk buatan yang nantinya akan dijadikan kebun buah. Cuma karena baru aja dibuka, buahnya belom tumbuh baru pohon-pohon kecil aja, hehe. Tiket masuk ke Nglanggeran Rp 5.000,00 kalo dateng siang dan Rp 7.000,00 kalo dateng malam. Terus untuk ke embung, tiketnya Rp 3.000,00.

Rasanya naik ke Puncak? Buat saya yang nggak pernah naik gunung sih capek, hahaha. Ini kali ketiga saya berwisata yang pake naik-naik bukit kaya gini. Pertama ke Air Terjun Kedung Kayang, Magelangkedua ke Puntuk Setumbu, Magelang. Tapi Nglanggeran ini salah satu tempat wisata yang patut dicoba kok buat kamu yang lagi liburan atau tinggal du Jogja :D







*photo taken by me and Bayu

Jumat, 14 Juni 2013

Apakah Kamu Sudah Punya Career Plan?

"Mau ngapain kamu setelah lulus?"

Pertanyaan ini mungkin jadi momok bagi mahasiswa tingkat akhir yang baru atau sudah lulus. Kebanyakan dari kita memang belom punya career plan, tentang apa yang akan dilakukan usai kelulusan. Jeleknya (nggak tau sih jelek apa nggak :p) kebanyakan mahasiswa di Indonesia baru mulai mikirin mau ngapain setelah lulus, ya pas mau lulus aja. Padahal seharusnya career plan ini udah ditentuin at least dari SMA. Jadi resiko salah jurusan itu bakal lebih bisa diminimalisir lagi. Karena kita pilih jurusan yang sesuai dengan minat bakat dan tujuan karir setelah lulus.

Menurut para psikolog di ECC UGM, career plan adalah tentang apa yang akan kamu lakukan setelah lulus. Mbak Widi (psikolog) bilang, apapun pilihan kita, mau jadi pegawai atau wirausaha itu sama-sama baik kok, dan ada plus minus-nya. Jadi nggak usah takut jadi pegawai, walopun udah banyak seminar-seminar yang bikin kita untuk beralih jadi wirausaha. Menurut Mbak Widi lagi, memang yang ideal itu, baik jadi pegawai atau wirausaha, kalo kita menjalaninya sesuai dengan bidang kuliah kita.

Ada lagi pendapat dari Bang Yandi (psikolog). Ketika kita udah punya career plan kita bisa berkarir (umumnya lebih mudah) sesuai dengan sweet spot kita. Sweet spot itu adalah suatu keadaan gabungan dimana minat (I like doing it), potensi (I am good at it) dan pekerjaan (people will pay me for it) ketemu. Sayangnya, kebanyakan pegawai saat ini baru bisa gabungin 2 dari 3 elemen itu, punya potensi  dan dibayar tapi nggak ada minat disitu.

Hal-hal kaya contoh di atas lah yang bikin kita perlu untuk punya career plan. Walopun banyak yang bilang usia mahasiswa tingkat akhir terlambat, seenggaknya bikinlah career plan mulai dari sekarang.

Tadi itu adalah teori-teori yang diungkapkan oleh para psikolog. Tapi seperti ungkapan manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Buat kita nih mahasiswa yang baru lulus atau fresh graduate jangan terlalu idealis sama career plan. Kita harus realistis. Maksudnya gini, ketika kita dari awal kuliah sudah bercita-cita jadi PR sebuah perusahaan multinasional, tapi saat melamar hampir setahun kita nggak pernah dapet, kita harus punya target waktu dan harus berani menurunkan standar kalo target waktu itu nggak terpenuhi. Terimalah pekerjaan yang ada di depan mata, yang ditawarkan untuk kita. Karena saat menjadi fresh graduate kita belom punya bargaining position

Kalo kata Pak Ibnu Suyana, seorang career coach beberapa perusahaan perbankan, terima aja dulu apapun pekerjaan itu, tapi harus do the best. Dengan gitu, kesempatan meraih pekerjaan yang sesuai career plan akan lebih mudah, karena kita sudah achieve.

Nah, kalo saya sendiri gimana nih? Sudah punya career plan belom? Jujur kalo career plan mah banyak banget. Untungnya sesuai dengan jalur kuliah saya di Komunikasi yang ambil peminatan Jurnalistik. Sampe sekarang sih saya masih pengen jadi salah satu reporternya majalah remaja (atau lifestyle) di Gramedia Group kaya Kawanku atau Hai atau Sekar atau apa aja yang penting Gramedia Group. Sambil juga pengen jadi entah PR atau Media Relation atau Marketing Communication di perusahaan migas multinasional kaya Chevron atau Halliburton atau Schlumberger, hahaha. Tapi ya sejauh ini saya punya target waktu dan bersedia menurunkan standar dan menerima pekerjaan yang ditawarkan ke saya, kalo rencana saya nggak tercapai.


Bersyukurlah kamu yang udah punya career plan. Buat kamu yang belom punya, yuk segera dibuat sekarang. Biar meminimalisir ungkapan: "Nggak ada hal yang sia-sia, termasuk ketika salah jurusan. Karena esensi kuliah kan hanya membentuk pola pikir aja." hehehe :))








*tulisan ketigapuluhsatu dalam #31HariMenulis tahun ketiga

**di tahun ketiga ini emang saya banyak nulis tentang karir, karena saya freelance di ECC UGM. Ya emang sih, siapalah saya ngomongin karir. Skripsi aja belom digarap, lulus aja belom terwujud, udah sok-sokan nulis gini, hahaha. Tapi nggak apa-apa lah, niat saya cuma learn and share. Apa yang selama ini saya pelajari, saya coba bagi. Semoga tulisan-tulisan saya di #31HariMenulis tahun ketiga ini lebih berguna dari #31HariMenulis dua tahun sebelumnya. Dan sampai jumpa di #31HariMenulis tahun berikutnya!


Kamis, 13 Juni 2013

I Love You, Kompas MuDA Jogja!

"Nggak ada hal yang sia-sia di dunia ini, apalagi kalo kamu melakukannya dengan senang hati."

Saya selalu percaya kata-kata di atas. Untuk hal apapun. Salah satunya ketika saya bergabung di Kompas MuDA Jogja sejak 2011. Ya kegiatan saya selama 2 tahun ini di Jogja, nggak jauh-jauh dari acara Kompas. Dari mulai bikin event Kompas MuDA, Kompas Kampus, fun bike, workshop fotografi, seminar green living, business strategy workshop, lomba mewarnai, dan lain-lain. Dan selama saya gabung di komunitas ini, secapek apapun kegiatannya, selalu ada temen-temen yang bisa berbagi tawa dan canda. Kerja sama mereka itu ibarat main-main, karena semua dilaksanain dengan hati gembira.


Kompas MuDA 4th Anniversary, FBS UNY, 2011


Kompas Kampus Xpress 2 eXist, UC UGM, 2011


Acara Puncak Kompas MuDA 5th Anniversary, Jakarta, 2012


Kompas MuDA 6th Anniversary, Kantor Kompas Jogja, 2013


Kompas Kampus #GLnYC, UNS, 2013

Bonusnya, dari aktif di Kompas MuDA Jogja, beberapa tulisan saya bisa dimuat di rubrik Kompas MuDA dan Kompas Kampus, yang it means tulisan saya bisa dibaca sama orang-orang seluruh Indonesia :D Saya juga bisa dapet kesempatan buat jadi freelance copywriter di Kompas Klasika Jogja-Jateng. Dan masih banyak bonus-bonus lainnya, hehehe. 

Saran saya, kalo akhir taun ini atau taun depan, Kompas MuDA buka volunteer lagi, mending ikut deh. Rajin-rajin aja pantengin akun @kompasmuda atau @kompaskampus untuk tau info selanjutnya :)



I Love You, Kompas MuDA Jogja!







*tulisan ketigapuluh dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Rabu, 12 Juni 2013

Pilihlah Teman dengan Value yang Sama

Banyak yang beranggapan bahwa carilah teman sebanyak-banyaknya biar dapet banyak networking. Tapi, kamu termasuk orang yang bisa me-maintenance pertemanan atau nggak? Kalo saya sih jujur nggak bisa. Saya tipe orang yang cenderung 'melupakan' teman lama kalo udah dapet teman baru. Well, nggak sepenuhnya melupakan sih, tapi intensitas berhubungannya aja yang jadi lebih berkurang. Apa kamu termasuk yang kaya saya? Ada baiknya, ada jeleknya juga. Tapi kalo saya sih ambil positifnya aja.

Dulu, saya pernah ikutan suatu forum yang menghadirkan Mbak Bunga Mega. Di forum itu, Mbak Mega bilang: "Bertemanlah dengan orang-orang yang punya value yang sama dengan kita. Kalo udah nggak ada value lagi, lebih baik mundur, bukan nggak berhubungan lagi tapi mengurangi intensitas untuk bertemu." Saya setuju dengan hal ini. Diumur yang udah nggak kecil lagi, kita perlu pilih-pilih teman. Dalam artian teman yang selalu berhubungan setiap saat ya, bukan semua teman yang kita kenal. Pilihlah teman yang punya value sama, yang bisa mendukung cita-cita, dan yang selalu mengingatkan kesalahan kita.

Toh dalam hubungan pertemanan selama ini, sadar nggak sadar kita udah melakukan hal tersebut. Dari jaman kecil, kita nggak mungkin dekat dengan semua teman kita kan? Pada akhirnya, kita hanya dekat dengan beberapa orang saja. Orang-orang yang punya kesamaan value, misal sama-sama suka nyontek, sama-sama suka ngegosip, sama-sama suka jalan-jalan (ini mah sifat saya semua ya haha), dan lain lainnya. Tapi kita tetep aja, kita berteman dengan yang lainnya, yang nggak terlalu dekat.

Tapi menurut Mbak Mega, jangan sekali-sekali kita mau berteman atau berhubungan dengan orang hanya karena kita butuh dia untuk networking. It's a big no no! Yang namanya networking itu dibangun, nggak cuma singkat aja. Dan juga, jangan sekali-sekali kamu memanfaatkan temanmu atau nggak bisa melakukan suatu hal tanpa temanmu. Karena relationship is not complete each other, but compliment each other.

Jenis hubungan pertemanan ini ternyata dibagi 3 loh. Casual, close, dan intimate. Close itu kalo kita baru kenal dan lalu menjadi teman. Close itu kalo kita udah kenal agak lama dan sedikit tau tentang kehidupannya. Sedangkan intimate itu kalo kita udah dekat dan kita udah nggak ragu curhat ke orang ini. Nah masalah pilih teman yang punya value sama diatas itu, kalo udah sampe ke tahap hubungan intimate. Kenapa kita harus pilih teman yang punya value? Alasannya sederhana, biar kita nggak buang-buang waktu untuk melakukan hal nggak penting yang nggak ada value-nya. Misal jangan berteman secara intimate dengan orang yang suka belanja kalo kita nggak punya uang cukup banyak. Kalo punya teman yang satu value, selain nggak buang-buang waktu, kita pun akan senang menjalankan hubungan pertemanannya.

Tapi balik lagi sih ke diri masing-masing. Kalo saya sih memilih untuk pilih-pilih teman agar networking saya sesuai dengan value yang saya punya, yang kadang membuat saya terkesan melupakan teman lama. Kalo kamu gimana?







*tulisan keduapuluhsemibilan dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Selasa, 11 Juni 2013

Mari Bersyukur

Pernah denger kata-kata jika kamu bersyukur kamu akan mendapat lebih? Saya sangat percaya hal ini. Bersyukur akan segala hal yang kamu punya. Bersyukur kamu masih bisa kuliah walopun tugasnya banyak. Bersyukur kamu punya kerjaan walopun kerjaannya sampe ngelembur-lembur. Bersyukur dikasih uang pas-pasan walopun kebutuhan kamu segudang.

Menurut Pak Ibnu, career coach yang aku temuin di acara beasiswa di Surabaya kemarin, salah satu kunci sukses itu adalah syukur. Selalu berterimakasih atas segala hal yang sudah kamu punya dan kamu bisa. Orang aja seneng kan kalo kita ngucapin terima kasih saat diberi sesuatu, apalagi Tuhan. Dan selalu inget, Tuhan bukan memberi apa yang kamu minta tapi apa yang kamu butuhkan.

Dan seminggu ini saya sangat sangat sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk kerja di 3 kota sekaligus: Surabaya dan Jakarta untuk wawancara pembuatan buku profil alumni beasiswa VDMS (yayasan beasiswa yang saya terima),  dan Solo untuk membantu acara Kompas Kampus di UNS. Bersyukur karena saya dapet banyak pengalaman, kenalan dengan orang-orang hebat, dan bonusnya adalah gaji yang cukup banyak. Walopun buruknya saya sudah meninggalkan skripsi selama berminggu-minggu untuk persiapan 2 acara ini. Tapi toh hidup itu selalu perkara memilih, jika sudah yakin pilihan itu benar ya jalani. Dan pasti selalu ada makna di tiap peristiwa.

Jadi, sudahkah kamu bersyukur hari ini? Kalo saya sih sudah :D







*tulisan keduapuluhdelapan dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Senin, 10 Juni 2013

Selamat Tambah Usia, Risa!


Risaaaaaaaa........
Selamat tambah usia,
semoga cepat sarjana
dan cepat dapat pendamping wisuda.
Selalu jadi teman dalam berbagi tawa yaa :)







*tulisan keduapuluhtujuh dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Minggu, 09 Juni 2013

Kado Sebulan Pacaran Adek Saya dari Pacarnya

Ceritanya, Rijal, adek saya yang cowok kelas 2 SMA, belom lama ini sebulan jadian sama pacarnya. Terus pacarnya ini ngasih kado yang so sweet tapi selo gitu. Kadonya toples yang udah di kasih tulisan warna warni dan di dalemnya ada origami dibentuk burung, yang udah dikasih tulisan harapan tentang hubungan mereka. So sweet sih, tapi selo banget buat pacaran yang baru satu bulan. Saya aja yang udah hampir dua taun nggak pernah bikin-bikin gitu buat pacar, hahaha. Tapi yang paling nyesek, beberapa hari setelah pacarnya ngasih itu, eh diputusin sama adek saya. Duh kasian ya ceweknya itu, adek saya juga parah banget. Pacaran anak SMA emang kaya gitu kali ya? Untung saya udah nggak SMA lagi :))

Nih foto kadonya:










*tulisan keduapuluhenam dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Sabtu, 08 Juni 2013

Mari Meniru Agar Lebih Maju

Meniru itu tidak selalu plagiarisme. Kadang kita perlu meniru untuk sesuatu yang lebih maju. Pernah baca buku "Sila ke 6: Kreatif Sampai Mati"-nya Wahyu Aditya? Bahkan seorang desainer yang berhasil membuat KDRI dan Hellofest ini pun belajar dari meniru.

Salah satu cara untuk sukses memang kita harus meniru seseorang di bidang yang sama, yang telah lebih berpengalaman dari kita. Ya istilah kerennya role model lah ya. Dari meniru itu, kita bisa belajar banyak hal dari role model. Kita jadi punya patokan, bahwa sesuatu yang baik jika kita bisa menyamakan role model. Nanti seiring pengalaman yang semakin banyak, kita pun akhirnya bisa menemukan model kita sendiri tanpa lagi meniru sang role model.

Contohnya dulu waktu saya ikutan training penyiar radio, saya disuruh ngikutin gayanya Panda (ex penyiar Prambors) karena suara saya setipe sama dia. Atau ketika saya bergabung di pers mahasiswa, saya disuruh meniru contoh tulisan dari kakak senior disana. Semuanya adalah bentuk proses belajar. Karena toh pada akhirnya saya pun memiliki model saya sendiri. Role model hanyalah penuntun untuk kita dalam mencari model sendiri. Pun begitu ketika kita melakukan skripsi. Pasti kita melihat contoh-contoh skripsi dari kakak angkatan di perpustakaan.

Tapi satu hal, kita hanya boleh meniru gaya atau modelnya aja. Karena kalo kita meniru seutuhnya itu baru namanya plagiarisme, haha. Jadi yuk mari kita meniru agar lebih maju! :)






*tulisan keduapuluhlima dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Jumat, 07 Juni 2013

Yuk Belajar Buat Nggak Iri :)

Pernahkah kamu merasa iri? Kalo saya sih pernah banget. Iri karena nilai temen lebih tinggi padahal ngerjain tugasnya bareng, iri karena uang jajan adek lebih gede dari uang jajan sendiri, iri karena tetangga sebelah bisa liburan ke luar negeri sekeluarga, dan iri-iri lainnya. 

Dari jaman pelajaran agama di SD dulu, yang namanya iri memang penyakit hati paling merusak pikiran. Tapi masih banyak orang yang punya penyakit ini di dalem hatinya. Alesannya pasti: ya gimana ya yang namanya manusia nggak ada pernah puasnya. 


Nah padahal menurut Mbah Sudjiwo Tejo, yang saya temuin di Bentang Street Festival, iri itu ada karena kita nggak percaya diri. Kalo kita percaya terhadap kemampuan diri sendiri, nggak akan ada yang namanya kurang puas. Nggak akan ada yang namanya nggak suka sama kelebihan yang dimiliki orang lain.


Lalu ada lagi tips dari Pak Ibnu, career trainer yang saya temuin di acara beasiswa saya, bahwa dalam hal apapun kita harus selalu do the best not do my best. Maksudnya adalah, lakukan suatu hal yang terbaik menurut sistem, bukan hal yang terbaik menurut diri kita. Kalo terbaik menurut diri kita, pasti kita akan melihat yang terbaik dari orang lain, dan akhirnya timbul rasa iri. Tapi kalo kita melakukan yang terbaik menurut sistem, orang pun akan menganggap kita yang terbaik juga.


Tapi baik Mbah Sudjiwo maupun Pak Ibnu bilang, kalo kita mau menghilangkan sifat iri adalah banyak-banyak bersyukur dan menerima apa yang sudah kita punya dan kita bisa. Karena tiap orang punya jalan hidup dan keahlian yang berbeda-beda kan?


Semoga kita semua bisa mulai mengurangi iri dan selalu menabur syukur. Seperti penggalan lirik dari film Joshua Oh Joshua yang menurut saya sangat bermakna ini:


Jika teman bahagia hatinya, jika teman bersuka hatinyaIkutlah bersuka cita turutlah merasakan bahagia dengannya  
Jika temanmu bergembira, jika temanmu senang hatinyaRasakan getaran sukanya turutlah menjadi bagian darinya 
Jangan hey jangan jangan sedih melihat teman bahagiaJangan hey jangan jangan bahagia melihat teman bersedih  
Sirik itu namanyaSirik tak baik adanyaSirik tanda tak mampuSirik buang jauh jauh  
Jika temanmu sedang berduka jika temanmu sedih hatinyaHiburlah hatinya buatlah agar dia selalu merasa gembira







*tulisan keduapuluhempat dalam #31HariMenulis tahun ketiga 

Kamis, 06 Juni 2013

Saya Sudah Pindah Rumah

"Home is a place where you feel more comfortable. Home is a place where you can be and find yourself." ~ Windy Ariestanty dalam Live Traveler

Bagi kamu yang sedang merantau di 'tanah' orang, mana yang lebih kamu sebut rumah; tempat tinggalmu dimana orangtua dan keluargamu tinggal, atau tempat kamu sekarang berada dimana hanya ada kamu dan teman-teman seperjuanganmu? Kalo saya memilih opsi kedua. Mungkin jika saya ditanya hal ini 4 tahun lalu, saya masih bisa menjawab opsi pertama, tapi setelah saya merantau hampir 4 tahun lamanya, pilihan saya sudah menjadi bereda.

Saya setuju dengan kata-kata Windy yang saya kutip dari sebuah novel perjalanan berjudul Live Traveler. Rumah itu ketika kamu nyaman berada di tempat tersebut, walopun itu bukan rumah permanenmu. Rumah itu bukanlah sebuah tempat, melainkan suasana. Rumah itu terbangun dari tiap kenangan yang diciptakan. Bisa jadi rumahmu yang kamu tinggali dari dulu, bukan lagi jadi 'rumah' buatmu.

Mungkin itu yang lagi saya rasakan sekarang. Memang sejak tinggal di Jogja, saya adalah tipe anak rantau yang jarang pulang ke rumah. Hanya pulang kalo libur lebaran, kadang libur antarsemester, atau kalo ada kerjaan di Jakarta kaya sekarang ini. Selebihnya, saya lebih suka di Jogja. Karena di Jogja, saya bisa menjadi diri saya sendiri dan bisa melakukan segala hal yang saya cita-citakan. Karena itu, saya lebih menyebut Jogja 'rumah' ketimbang Bekasi, seenggaknya untuk saat ini.

Bagi saya, Bekasi adalah 'rumah' saya di masa lalu. Masa ketika saya lebih senang makan masakan Ibu di rumah, masa ketika saya selalu minta uang ke Bapak tiap ada keperluan,  masa ketika saya selalu berebut nonton tv sama adek-adek, masa ketika ketemu teman-teman adalah hal paling menyenangkan, masa ketika kegiatan saya hanyalah di rumah dan di sekolah, dan lain lain. Masa yang sudah nggak saya dapetin lagi sekarang.

Ya, sejak 4 tahun lalu saya sudah pindah 'rumah'. Saya sudah membangun 'rumah' baru dengan suasana dan kenangan yang juga baru. Tapi bukan berarti saya melupakan 'rumah' lama. 'Rumah' yang telah membesarkan saya dan mengantarkan saya menuju 'rumah' saat ini yang menyenangkan. Saya sendiri nggak tau, sampe kapan saya betah di 'rumah' baru saya ini. Mungkin aja tahun depan, saya udah punya 'rumah' baru lagi. Karena manusia itu memang lebih baik harus cepat-cepat pindah kalo udah terlalu nyaman di suatu 'rumah', kan? Harus keluar dari zona nyaman agar merasa tertantang dan bisa terus belajar dan belajar dan belajar. Kalo cuma tinggal di satu 'rumah' dan nggak pindah-pindah, suasana dan kenangan yang kamu rasain ya bakalan cuma itu-itu aja nggak nambah-nambah, hehehe. :)

Kalo kamu, dimana 'rumah'mu sekarang?







*tulisan keduapuluhtiga dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Rabu, 05 Juni 2013

Surabaya Hari Kedua

Yak hari kedua saya di Surabaya diisi dengan seminar karir seharian full, sama wawancara liputan kerjaan, sama ketemu Eka temen Kompas MuDA Surabaya, dan ke Jembatan Suramadu. Yihaaaa :D

Selasa, 04 Juni 2013

Akhirnya Saya Naik Pesawat! :D

Kadang kalo kita punya mimpi itu yang penting mimpi dulu aja, masalah gimana cara mencapai mimpi itu mah belakangan. ~ Risa Listiani
Sahabat saya, Risa, pernah bilang itu ketika kami sama-sama membicarakan mimpi kami. Dan memang kadang keinginan itu dikabulin kalo kita bahkan udah nggak memikirkan untuk ngedapetin itu lagi. Persis kaya quote "Best things happen when you least expect it". Contohnya nih ada seorang temen, dia dari dulu pengen ke Paris tapi cuma dia jadiin mimpi biasa aja. Eh suatu saat dia menang kuis yang hadiahnya ke Paris. Atau ada lagi orang yang saya kenal, sejak nonton Home Alone Lost in New York dia punya cita-cita foto di Times Square. Sampe beberapa waktu kemudian, akhirnya dia berhasil ke USA gratis dan foto di Times Square.

Kejadian yang sama saya rasain hari ini. Ceritanya, dari dulu saya pengen banget naik pesawat, tapi nggak pernah kesampean. Alesannya, ya kalo pulang ke Bekasi saya lebih milih naik kereta ekonomi atau bisnis sih, biar lebih murah. Makanya boro-boro pesawat, kereta eksekutif aja belom pernah hahaha. Tiket pesawat promo juga saya nggak pernah nyoba buat nyari, karena nggak ngerti juga sebenernya :p

Dan hari ini, saya kesampean naik pesawat! Gratis lagi! Hehehe alhamdulillah banget lah. Karena saya dapet kerjaan dari yayasan beasiswa saya untuk wawancara di Surabaya dan Jakarta. Jadilah lima hari ini saya ke 2 kota itu, naik pesawat Jogja-Surabaya dan Surabaya-Jakarta, terus pulangnya Jakarta-Jogja naik kereta eksekutif, hehehe. Walopun yang saya dapetin nggak sebesar teman-teman saya yang ke luar negeri, tapi saya seneng bisa ngerasain apa yang disebutin kaya quote di atas :)

Kaya orang Indonesia lainnya, foto ditiap momen 'pertama kali' :p







*tulisan keduapuluhsatu dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Senin, 03 Juni 2013

Membuat Presentasi yang Baik

Halo! Hari ini saya mau share tentang isi dari kelas Akber Jogja beberapa waktu yang lalu nih. Temanya tentang membuat presentasi yang baik, yang diajarin sama Mas Sumartok sebagai guru. Simak yuk.
  • Kunci utama membuat presentasi adalah KISS -> Keep It Simple Slide
  • Presentasi yang sukses dimulai dengan persiapan yang baik.
  • Tarik napas sebelum mulai presentasi, bayangkan hal-hal positif, dan lupakan hal-hal negatif yang kita alami di luar.
  • Perhatikan audiens. 
  • Bangun rasa interest audiens di 3 menit pertama, agar kebelakangnya audiens tidak ngomong sendiri saat kamu presentasi.
  • Ketika melakukan presentasi jangan ngomong sendiri, tapi lakukan interaksi dengan audiens. 
  • Kalau presenter ngomong sendiri audiens akan bosan, tidak mendengarkan, atau bahkan tidur.
  • Kuasai materi agar tidak terpaku pada slide selama presentasi. 
  • Buat materi presentasi jadi cerita, agar mengalir selama presentasi, tidak seperti menghapal.
  • Tentukan 3 hal penting dalam presentasi kita. 
  • Tuliskan 1 poin saja dalam 1 slide. Sisanya komunikasi dari si pemberi presentasi. 
  • Kurangi kata-kata tidak penting dalam slide, agar audiens fokus pada presenter bukan slide presentasi.
  • Ganti kata dengan gambar, karena gambar dapat mewakili 1000 kata. 
  • Tidak penting jumlah slide yang kamu buat, yang penting adalah isi presentasi yang kamu sampaikan. 


KONTEN PRESENTASI
Kunci membuat konten presentasi yang baik: 1. Start strong, 2. Persuasive contents, 3. Memorable ending.
How to start strong? ~ Buka presentasi dengan gambar, humor, quote, statistik, atau cerita.
How to create persuasive content?
1.    Gunakan pendekatan personal
2.    Awali dengan identifikasi masalah (gunakan angka). 
3.    Cara pemecahan masalah tersebut.
4.    Perbedaan presentasimu dengan orang lain. 

How to make memorable ending?
1.    Daripada gunakan kata 'thank you' mending satu kalimat yang menyimpulkan presentasi kamu.
2.    Atau tutup presentasi dengan quote.

Nah mungkin itu sekilas aja ya tentang membuat presentasi yang baik. Kalo mau lebih lengkapnya tentang desain presentasi dan persiapan sebelum presentasi bisa diliat tulisan saya di blog-nya Akber Jogja.

Semoga tips ini berguna untuk kamu presentasi dimanapun ya, bisa di depan dosen, di depan bos, di depan klien, atau di depan gebetan :p






*tulisan keduapuluh dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Minggu, 02 Juni 2013

Kata-kata Inspirasi dari Para Penulis #BestFest

Sabtu-Minggu lalu (25-26/5) saya berkesempatan jadi panitia Bentang Street Festival, jadi reporter. Tugasnya ya meliput per mata acara di Bentang Street Festival, berdua dengan teman saya, Risa. Kebetulan saya dapet liputan tentang sesinya J. Sumardianta, Billy Boen, Soleh Solihun, Claudia Kaunang dkk,  dan Sudjiwo Tejo. Nah banyak banget ilmu yang saya dapet dari mereka. Saya coba share petikan kata-katanya aja ya, karena kalo liputannya bisa diliat langsung di website Bentang hehe.

J. Sumardianta (baca artikelnya di sini)
  • Kalo mau jadi guru, jangan terlalu banyak ajarkan teori tapi langsung terapkan praktek, karena orang jaman sekarang nggak butuh omongan tanpa ada kenyataan.
  • Kalo mau jadi guru, sentuh perasaan murid, sehingga ia akan mendengarkan kamu sebagai guru.
  • Belajar beda dengan mengajar. Jadi kalo mau jadi guru, ajarkanlah murid untuk bisa belajar dengan nyaman. Jangan hanya mencekoki dengan ceramah.
  • Mengajar adalah cara terbaik dalam belajar.
  • Kalo mau pintar menulis, kamu harus memiliki perbendaharaan kata yang kaya raya. Caranya dengan rajin membaca.
  • Menulislah dengan hati, tanpa punya tujuan menulis untuk dipuji atau yang lain. Dengan begitu tulisanmu akan jadi tulisan yang alami.

Billy Boen (baca artikelnya di sini)
  • Kalo bisa sukses di usia muda, kenapa harus menunggu tua?
  • Kalo mau sukses harus punya 3 hal: tau passion, punya mimpi, dan punya karakter.
  • Karakter itu sangatlah penting. Jika kamu punya karakter yang baik, networking-mu pun akan semakin banyak, karena orang lain senang berhubungan dengan kamu.
  • Jadilah orang yang on time dalam acara apapun. Karena tidak on time akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Ketika kamu on time kamu bisa aja dapet keuntungan yang nggak didapat orang-orang nggak on time.

Soleh Solihun (baca artikelnya di sini)
  • Kalo dapet tawaran pekerjaan, terima aja dulu jangan terlalu pilih-pilih. Karena dengan tawaran itu, biasanya kamu akan mendapat banyak networking untuk pekerjaan yang kamu suka.
  • Kalo masih kuliah, sebaiknya kamu ikutin kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat dari pekerjaan yang kamu inginkan. Karena hasil dari persiapan (ikut kegiatan) itu, akan berguna di masa depan. 
  • Nikmati yang sekarang kamu punya, syukuri, dan jalani. Karena belom tentu besok bisa diulangi lagi.

Claudia Kaunang, Rini Raharjati , Shopie Mou, dan Ariyanto (baca artikelnya di sini).
  • Kalo mau traveling, nggak usah terlalu banyak memikirkan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi atau nggak, enjoy aja.
  • Kalo mau traveling, kamu harus riset dulu dengan data yang valid, bukan cuma kata orang. Misal saat ini di India lagi marak pemerkosaan terhadap turis, data diambil dari banyak sumber terpercaya, jadi kalo mau ke India paling nggak jangan sendirian.
  • Manfaatkan tujuan traveling kita. Misal datang di suatu negara yang diapit negara-negara cantik lainnya, usahakan bisa memaksimalkan pengeluaran agar bisa mengunjungi negara sebelahnya.
  • Cari partner traveling yang enak. Tentukan itinerary sebelum berangkat, dan tentukan uang akan dipegang sendiri atau ada 1 bendahara.
  • Kalo kerabat minta bawain oleh-oleh, jangan paksakan kalo uang nggak mencukupi. Solusinya kasih oleh-oleh murah meriah seperti beli permen atau coklat dalam jumlah yang bisa dibagi banyak orang: irit uang, irit ruang (di koper). Atau yang menarik, kirim kartu pos dari tempat kamu traveling ke kerabat kamu: akan membuat kerabat jadi lebih terkesan.

Sudjiwo Tejo (baca artikelnya di sini)
  • Harus percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, karena tiap orang punya kelebihan masing-masing.
  • Kalo mau sukses itu harus doa. Doa itu nggak hanya minta aja, tapi juga berusaha.
  • Lebih baik jadi wirausaha daripada pegawai.
  • Jadi pegawai boleh, asal kamu nggak cuma mengerjakan tugasmu aja, tapi pelajari juga manajemennya. Siapa tau suatu saat kamu bisa bikin perusahaan kaya tempatmu kerja.
  • Jadi pegawai sampe umur 35 tahun aja. Karena kamu juga wajib membantu negara untuk ngasih pekerjaan ke warga Indonesia lainnya. 
  • Karena selain negara membantu warga, warga juga harus membantu negaranya, salah satunya dengan wirausaha.
  • Kamu juga harus sepakat sama pekerjaan yang kamu punya. Ketika kamu udah sepakat dan menerima pekerjaanmu, kamu nggak akan lagi memikirkan bayaran dan kerja karena senang bukan uang.



Panitia Bentang Street Festival yang kebanyakan temen-temen saya







*tulisan kesembilanbelas dalam #3HariMenulis tahun ketiga

Sabtu, 01 Juni 2013

Mimpi ke Amerika Serikat

Negara apa yang pengen banget kamu datengin sebelum kamu mati? Kalo saya sih pengen banget ke Amerika Serikat. Pengen. Banget. Dan nggak cuma untuk waktu singkat, tapi untuk tinggal selama beberapa lama. Ya, saya pengen banget kerja di Amerika Serikat. Syukur-syukur sih bisa jadi jurnalis di Voice of America (VoA), hehehe.

Kalo kesampean ke Amerika Serikat hal pertama yang harus saya lakuin adalah dateng ke Central Park sama foto di depan Times Square. Dua-duanya ada di New York. Harus itu. Kalo udah, baru deh dateng ke landmark yang lain kaya White House, Statue of Liberty, Hollywood Hills, Golden Gate Bridge, Disney Land, Mount Rushmore National Memorial, Space Needle, dan lain-lainnya. Oh ya, saya juga pengen ngunjungin Suku Amish yang katanya sih nggak jauh beda sama Suku Badui di Tanah Sunda.

Sekarang boleh mimpi, tapi beberapa tahun lagi saya yakin bisa mewujudkan mimpi saya ke Amerika Serikat, hehehe. Seperti kata Arai di buku Sang Pemimpi, "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu."

Jadi kamu punya mimpi mengunjungi negara mana?











*tulisan kedelapanbelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Jumat, 31 Mei 2013

Friday I'm in Love

Sejak Juli tahun lalu, dipotong KKN dan libur lebaran (atau resminya 9 bulan yang lalu), saya menjadi staff magang divisi media ECC UGM. Sebenarnya saya melamar untuk posisi freelance reporter. Tapi alhamdulillah-nya saya malah ditempatkan jadi staff magang. Perbedaannya, staff magang diharuskan bekerja di kantor 4 jam dalam sehari atau 80 jam dalam seminggu, sedangkan freelance reporter bekerja kalo ada panggilan nulis artikel aja. Jadi staff magang juga dapetin fasilitas yang didapet sama karyawan tetap lain, kaya makan siang, diikutkan gathering internal ECC UGM, dan yang paling menyenangkan adalah jatah nyalon di Flaurent tiap bulannya! Dan beragam keuntungan-keuntungan nggak kasat mata lainnya yang saya dapetin.

Jumat ini, tepat akhir bulan di bulan Mei, kontrak saya resmi habis dan nggak bisa diperpanjang. Saya udah nggak lagi jadi staff magang. Tapi saya tetep kerja di ECC UGM dengan posisi freelance reporter. Posisi yang sekitar setahun lalu saya lamar. Di hari terakhir saya, kebetulan bertepatan dengan hari terakhir ECC UGM formasi lama. Karena mulai Juni besok, karyawan ECC UGM mengalami perombakan posisi yang bertujuan untuk lebih meningkatkan lagi kinerja ECC UGM.

Kenapa saya sebut hari ini Friday I'm in Love? Karena perpisahan kan nggak melulu masalah kesedihan. Karena saya masih akan sering dateng ke ECC UGM menjadi freelance reporter dan mengambil bahan skripsi. Karena saya hari ini merasa dicintai sama temen-temen di divisi media. Dan karena saya menghabiskan Jumat ini dengan foto-foto bersama temen-temen di divisi media. Terimakasih telah menjadi tempat saya banyak belajar selama 9 bulan ini. Terimakasih telah menjadi tempat saya bisa tertawa tanpa henti.  Terimakasih telah menjadi tempat saya berbagi cerita, gosip, dan nyinyir sepanjang hari. Terimakasih mbak-mbak media buat semuanyaaa, terimakasih juga mbak-mbak dan mas-mas dari divisi lainnya :D

Divisi Media dan Wakil Direktur
(Mbak Imas-Mbak Rita-Saya-Mas Deka-Mbak Dee-Mbak Lely-Mbak Pepy)
Divisi Media
Mbak Dee - Manajer Media (sekarang Manajer Promo)
Mbak Rita - Supervisor Media (sekarang Manajer Media)
Mbak Vinia - Staff Program (sekarang Supervisor Media)
Mbak Peppy - Staff Media
Mbak Lely - Staff Media
Mbak Imas - Staff Magang Media

I don't care if Monday's blue
Tuesday's grey and Wednesday too
Thursday I don't care about you
It's Friday, I'm in love
(The Cure - Friday I'm In Love)






*tulisan ketujuhbelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Kamis, 30 Mei 2013

Persiapan Sebelum Wawancara Kerja (2)

Halo! Setelah sebelumnya saya udah nulis Persiapan Sebelum Wawancara Kerja bagian 1 di sini, sekarang saya mau lanjut nge-share tentang ilmu yang saya dapet dari Friday Indepth bersama Caring Colours Martha Tilaar Group. Kemaren saya udah ngomongin tentang penampilan saat mau wawancara. Kalo sekarang saya mau bahas tentang sikap saat wawancara dan cara menyikapi perjanjian kerja.

Sikap Saat Wawancara Kerja oleh Vony Rosemary (Trainer Caring Colours):
  • Saat masuk ucapkan salam.
  • Lakukan jabat tangan dengan pewawancara. Kalo kamu nggak mau jabat tangan, tunjukan gerak tubuh yang nunjukin kamu nggak mau jabat tangan (itu lho yang kaya gayanya None Jakarta pas bilang Assalamualaikum). Jangan sampe pewawancara udah ngulurin tangan dan kamu menolaknya.
  • Jangan duduk sebelum dipersilakan duduk.
  • Saat mau duduk pastikan tempat duduk ada di tempat yang benar dengan cara menyentuhnya dengan kaki (bukan nengok ke arah kursi). Jangan sampe pas kamu mau duduk tempat duduknya kejauhan, eh jatoh deh, hehehe.
  • Etika duduk: duduk di ujung kursi dulu jangan langsung bersandar ke belakang. Setelah satu dua pertanyaan dirasa nyaman, kalo mau agak bersandar, mundurlah perlahan. Pake jempol tangan kanan kamu untuk mundurin pantat. 
  • Buat cowok, pas mau duduk, gesture-nya pura-pura benerin celana (kaya jinjing celana ke atas gitu). Tujuannya, biar nyaman celananya nggak ketarik-tarik hahaha.
  • Buat cewek, kakinya agak menyerong ke kanan atau ke kiri, tapi badannya tetep lurus. Tujuannya, ini bagus untuk yang punya betis gede, duduk nyerong bisa nutupin betis yang gede itu, hahaha.


Nah setelah tau penampilan dan sikap saat wawancara, kadang kita bingung jawab pertanyaan yang menjurus tentang gaji dan kontrak kerja. Yuk disimak Cara Menyikapi Perjanjian Kerja oleh Samuel Djatmiko, SH, M.Kn, Coorporate Legal Martha Tilaar Group:
  • Saat ditanya tentang gaji, lebih baik kamu tanya dulu sama kenalan kamu di perusahaan itu, karyawan baru digaji berapa.
  • Kalo kamu ga punya kenalan, jawabannya amannya: 2 x UMR + 500 ribu sampe 1 juta (tergantung kebutuhan kamu kaya uang kos, transport, makan dll). Misal UMR Jogja itu 800 ribu. Jadi jawaban gaji kamu sekitar 2 juta - 2,5 juta an. 
  • Tapi pertanyaan tentang gaji ini biasanya ditanya setelah kamu udah di tahap akhir. Kalo pertanyaan ini muncul di awal, biasanya pewawancara hanya mengetes saja.
  • Oh iya ini tips lagi, biasanya pewawancara suka sama orang yang tau tujuannya 5 tahun kedepan apa, terutama untuk perusahaan itu. Jadi kalo ditanya apa alasan kamu melamar, jangan jawab cari pengalaman, itu bunuh diri banget. Jawablah apa yang kamu bisa kamu berikan ke perusahaan 5 tahun kedepan.


Kayanya segitu dulu ilmu yang bisa saya sharing. Kalo ada kekurangan bisa ditambahkan, kalo ada kesalah bisa dikoreksikan. Sampai jumpa di career tips yang saya dapet berikutnya!







*tulisan keenambelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga