We live on a mountain
Right at the top
There's a beautiful view
From the top of the mountain
Every morning I walk towards the edge
And throw little things off
Like car-parts, bottles and cutlery
Or whatever I find lying around
It's become a habit
A way to start the day
I go through all this
Before you wake me up
So I can feel happier
To be safe up here with you
It's real early morning
No one is awake
I'm back at my cliff
Still throwing things off
I listen to the sounds they make
On their way down
I follow with my eyes 'til they crash
Imagine what my body would sound like
Slamming against those rocks
When it lands
Will my eyes
Be closed or open?
Kombinasi lagu
Hyperballad-nya Bjork yang kemudian dinyanyikan oleh Mocca, dan foto rumah dekat kost, membuat saya
mengkhayal tentang rumah saya di masa depan. Di dalam benak saya, rumah
idaman itu terletak di daerah pegunungan dengan halaman yang luas dan penuh
dengan tanaman hijau. Rumahnya tak perlu besar dan tingkat. Cukup 3 kamar saja,
untuk saya dan suami serta kedua anak. Dengan perabotan yang tidak banyak, saya
ingin membuat anak-anak saya nantinya dapat bebas berlari dan bermain di dalam
rumah. Saya juga akan membuat
langit-langit yang agak tinggi supaya sirkulasi udara dapat keluar masuk dengan
baik, sehingga tidak akan ada pendingin ruangan yang tertempel di dinding. Rumah
saya ini juga akan dilapisi dengan kayu, agar lebih berseni.
Rumah itu
harus memiliki halaman yang lebih luas dari bangunan utama. Berhubung saya
tidak terlalu menyukai bunga, saya akan menanam pohon buah seperti Mangga,
Jambu, dan Rambutan sebagai gantinya. Saya pun akan menanam tanaman bumbu dapur
seperti cabai, jeruk nipis, kunyit, jahe, dan serai. Tidak ketinggalan, saya
akan membangun sebuah gazebo untuk berkumpul di sore hari. Saya pun akan
menaruh mainan anak-anak seperti ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit,
mengingat saat kecil saya sangat menyukai tiga permainan ini. Saat akhir pecan tiba,
saya ingin mengajak suami dan anak untuk tidur di dalam tenda yang dibangun di
halaman rumah. Ketika malam, kami menggelar tikar dan tidur terlentang
menghadap bintang sambil membicarakan kegiatan yang telah dilakukan selama
sepekan.
Ah sungguh,
lagu Hyperballad ini membuat pikiran saya jauh melayang. Mengawang tentang
rumah idaman di masa depan. Juga mendambakan kehidupan yang tentram. Tapi tidak
mengapa, karena saya bebas bermimpi kan? Siapa tahu, Tuhan akan memeluk mimpi saya,
dan suami masa depan saya akan membantu mewujudkannya :D
*tulisan
keduapuluhdua dalam #31HariMenulis tahun kedua
Rumahnya keliatan nyaman sekali ditambah liriknya yang menyentuh :)
BalasHapus