Jumat, 31 Mei 2013

Friday I'm in Love

Sejak Juli tahun lalu, dipotong KKN dan libur lebaran (atau resminya 9 bulan yang lalu), saya menjadi staff magang divisi media ECC UGM. Sebenarnya saya melamar untuk posisi freelance reporter. Tapi alhamdulillah-nya saya malah ditempatkan jadi staff magang. Perbedaannya, staff magang diharuskan bekerja di kantor 4 jam dalam sehari atau 80 jam dalam seminggu, sedangkan freelance reporter bekerja kalo ada panggilan nulis artikel aja. Jadi staff magang juga dapetin fasilitas yang didapet sama karyawan tetap lain, kaya makan siang, diikutkan gathering internal ECC UGM, dan yang paling menyenangkan adalah jatah nyalon di Flaurent tiap bulannya! Dan beragam keuntungan-keuntungan nggak kasat mata lainnya yang saya dapetin.

Jumat ini, tepat akhir bulan di bulan Mei, kontrak saya resmi habis dan nggak bisa diperpanjang. Saya udah nggak lagi jadi staff magang. Tapi saya tetep kerja di ECC UGM dengan posisi freelance reporter. Posisi yang sekitar setahun lalu saya lamar. Di hari terakhir saya, kebetulan bertepatan dengan hari terakhir ECC UGM formasi lama. Karena mulai Juni besok, karyawan ECC UGM mengalami perombakan posisi yang bertujuan untuk lebih meningkatkan lagi kinerja ECC UGM.

Kenapa saya sebut hari ini Friday I'm in Love? Karena perpisahan kan nggak melulu masalah kesedihan. Karena saya masih akan sering dateng ke ECC UGM menjadi freelance reporter dan mengambil bahan skripsi. Karena saya hari ini merasa dicintai sama temen-temen di divisi media. Dan karena saya menghabiskan Jumat ini dengan foto-foto bersama temen-temen di divisi media. Terimakasih telah menjadi tempat saya banyak belajar selama 9 bulan ini. Terimakasih telah menjadi tempat saya bisa tertawa tanpa henti.  Terimakasih telah menjadi tempat saya berbagi cerita, gosip, dan nyinyir sepanjang hari. Terimakasih mbak-mbak media buat semuanyaaa, terimakasih juga mbak-mbak dan mas-mas dari divisi lainnya :D

Divisi Media dan Wakil Direktur
(Mbak Imas-Mbak Rita-Saya-Mas Deka-Mbak Dee-Mbak Lely-Mbak Pepy)
Divisi Media
Mbak Dee - Manajer Media (sekarang Manajer Promo)
Mbak Rita - Supervisor Media (sekarang Manajer Media)
Mbak Vinia - Staff Program (sekarang Supervisor Media)
Mbak Peppy - Staff Media
Mbak Lely - Staff Media
Mbak Imas - Staff Magang Media

I don't care if Monday's blue
Tuesday's grey and Wednesday too
Thursday I don't care about you
It's Friday, I'm in love
(The Cure - Friday I'm In Love)






*tulisan ketujuhbelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Kamis, 30 Mei 2013

Persiapan Sebelum Wawancara Kerja (2)

Halo! Setelah sebelumnya saya udah nulis Persiapan Sebelum Wawancara Kerja bagian 1 di sini, sekarang saya mau lanjut nge-share tentang ilmu yang saya dapet dari Friday Indepth bersama Caring Colours Martha Tilaar Group. Kemaren saya udah ngomongin tentang penampilan saat mau wawancara. Kalo sekarang saya mau bahas tentang sikap saat wawancara dan cara menyikapi perjanjian kerja.

Sikap Saat Wawancara Kerja oleh Vony Rosemary (Trainer Caring Colours):
  • Saat masuk ucapkan salam.
  • Lakukan jabat tangan dengan pewawancara. Kalo kamu nggak mau jabat tangan, tunjukan gerak tubuh yang nunjukin kamu nggak mau jabat tangan (itu lho yang kaya gayanya None Jakarta pas bilang Assalamualaikum). Jangan sampe pewawancara udah ngulurin tangan dan kamu menolaknya.
  • Jangan duduk sebelum dipersilakan duduk.
  • Saat mau duduk pastikan tempat duduk ada di tempat yang benar dengan cara menyentuhnya dengan kaki (bukan nengok ke arah kursi). Jangan sampe pas kamu mau duduk tempat duduknya kejauhan, eh jatoh deh, hehehe.
  • Etika duduk: duduk di ujung kursi dulu jangan langsung bersandar ke belakang. Setelah satu dua pertanyaan dirasa nyaman, kalo mau agak bersandar, mundurlah perlahan. Pake jempol tangan kanan kamu untuk mundurin pantat. 
  • Buat cowok, pas mau duduk, gesture-nya pura-pura benerin celana (kaya jinjing celana ke atas gitu). Tujuannya, biar nyaman celananya nggak ketarik-tarik hahaha.
  • Buat cewek, kakinya agak menyerong ke kanan atau ke kiri, tapi badannya tetep lurus. Tujuannya, ini bagus untuk yang punya betis gede, duduk nyerong bisa nutupin betis yang gede itu, hahaha.


Nah setelah tau penampilan dan sikap saat wawancara, kadang kita bingung jawab pertanyaan yang menjurus tentang gaji dan kontrak kerja. Yuk disimak Cara Menyikapi Perjanjian Kerja oleh Samuel Djatmiko, SH, M.Kn, Coorporate Legal Martha Tilaar Group:
  • Saat ditanya tentang gaji, lebih baik kamu tanya dulu sama kenalan kamu di perusahaan itu, karyawan baru digaji berapa.
  • Kalo kamu ga punya kenalan, jawabannya amannya: 2 x UMR + 500 ribu sampe 1 juta (tergantung kebutuhan kamu kaya uang kos, transport, makan dll). Misal UMR Jogja itu 800 ribu. Jadi jawaban gaji kamu sekitar 2 juta - 2,5 juta an. 
  • Tapi pertanyaan tentang gaji ini biasanya ditanya setelah kamu udah di tahap akhir. Kalo pertanyaan ini muncul di awal, biasanya pewawancara hanya mengetes saja.
  • Oh iya ini tips lagi, biasanya pewawancara suka sama orang yang tau tujuannya 5 tahun kedepan apa, terutama untuk perusahaan itu. Jadi kalo ditanya apa alasan kamu melamar, jangan jawab cari pengalaman, itu bunuh diri banget. Jawablah apa yang kamu bisa kamu berikan ke perusahaan 5 tahun kedepan.


Kayanya segitu dulu ilmu yang bisa saya sharing. Kalo ada kekurangan bisa ditambahkan, kalo ada kesalah bisa dikoreksikan. Sampai jumpa di career tips yang saya dapet berikutnya!







*tulisan keenambelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Rabu, 29 Mei 2013

Sepenggal Kisah dari Sriwedari

Saya selalu suka naik kereta, karena di dalam kereta, saya bisa melihat banyak kisah dari penumpang yang ada. Dan kisah saya selanjutnya, datang dari dalam kereta Sriwedari jurusan Solo-Jogja yang saya naiki malam ini.

Hari ini saya ada rapat acara Kompas Kampus dengan mahasiswa UNS, yang mengharuskan saya untuk ke Solo. Saya dan teman saya naik kereta Sriwedari pulang pergi. Pas pulangnya, saya dan teman saya bingung karena di kereta Sriwedari harus duduk di bangku yang sesuai dengan nomer tiket, padahal pas berangkat kita duduk sembarangan aja, haha. Dan kita ditunjukin lah bangku yang seharusnya sama mas-mas-petugas-kereta-yang-agak-ganjen (kemudian disebut mas-mas). Kebetulan di bangku seberang kanan saya duduk mbak-mbak-cantik-putih-dan-pake-rok (kemudian disebut mbak-mbak).

Yaudah kan, abis nganterin saya dan temen saya, mas-mas ini pergi ke arah gerbong belakang tapi sambil ngeliat si mbak-mbak. Nggak lama kemudian, si mas-mas ini balik lagi dong ke daerah bangku kita (saya dan teman saya) dan mbak-mbak. Tau-tau mas-mas ini bilang ke mbak-mbak yang pas itu lagi mainan tab, "Jangan suka mainan gadget di kereta mbak, udah sering ada yang kemalingan". Padahal ya saya dan teman saya ini juga lagi mainan line jelly di note-nya teman saya, tapi kita nggak di tegor! Hih mentang-mentang saya nggak cantik kali ya jadi dibiarin aja kalo kemalingan.

Terus, mas-mas ini duduklah di bangku depan mbak-mbak yang kebetulan masih kosong. Dan mas-mas ini melancarkan aksinya kepoin mbak-mbak mulai dari ke solo dalam rangka apa, kuliah dimana, tinggal dimana, sampe udah berapa kali naik kereta. Gayung bersambut, mbak-mbak ini juga menjawab satu persatu pertanyaan mas-mas dengan sabar. Akhirnya mereka kenalan dan tukeran nomer hape. Abis itu, si mas-mas pergi karena harus kerja di kereta. Mas-mas ini pergi sambil bilang: "Hati-hati ya mbak, nanti jangan lupa kabar-kabaran"

Entahlah gimana kelanjutan dari kisah mas-mas sama mbak-mbak ini. Tapi saya salut sama mas-mas yang berani ngajak kenalan mbak-mbak yang cantik di kereta. Dan saya juga salut sama mbak-mbak yang mau-maunya ngasih nomer ke stranger yang belom ada 5 menit dikenalnya. Ah yang namanya romansa ya, kadang suka datang di saat yang nggak terduga-duga. Ya semoga aja hubungan mas-mas dan mbak-mbak itu bisa berlanjut setelah malam ini. Mau akhirnya pacaran atau cuma temenan, hahaha.

Iya, saya sama teman saya, selama proses pdkt tadi sok-sokan main line jelly sambil nguping dan nebak-nebak gimana akhirnya kisah mas-mas dan mbak-mbak ini, hahaha. Mungkin kalo di kereta ada musik dan bisa request, saya mau request lagu Setapak Sriwedari-nya Maliq & D'Essentials kali ya buat mengiringi kisah tadi hehehe.
Suara hati kita bergema melantunkan nada-nadaMelagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara

Saya dan teman saya (Mbak Flavi) di Kereta Sriwedari







*tulisan kelimabelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Selasa, 28 Mei 2013

Terimakasih Bijaksana

Percaya apapun yang akan terjadi nanti
Kau tetap pesona rahasia di lagu ini
Tak peduli berapakah berat badanmu nanti
Kau tetap yang termuah di hati

Aku selalu berharap, kamu bisa menyanyikan penggalan lirik lagu ini untukku. Ya walaupun aku tau, kamu menulis lirik lagu aja nggak bisa, apalagi menyanyikannya. Ah ya, kenapa aku suka lirik ini? Err oke, karena emang berat badanku ada di atas normalnya wanita-wanita idaman setiap pria. Tapi itu bukan berarti aku nggak bisa jadi yang termuah kan buat kamu?

Kuakui ku tak hanya hinggap di satu hati
Kutakuti ku terlalu liar tuk dimiliki
Walau begitu semua hanya persinggahan egoku
Dan sifatmu tlah merobohkan aku

Memang dasar manusia nggak ada puasnya, ya? Jangankan yang udah punya pacar, yang udah menikah saja kadang-kadang masih melirik wanita atau pria lain. Dan ya, aku akuin, aku paling nggak bisa liat pria yang ganteng. Lagian wanita mana sih yang nggak suka sama pria ganteng? Oh iya ada lagi, aku juga suka sama pria yang pintar melucu, karena aku ini suka sekali tertawa. Satu lagi, aku juga suka sama pria yang banyak bicara, biar nggak cuma aku doang yang bicara kalau terlibat percakapan. Duh ternyata banyak ya yang disuka? Tapi bener deh, walaupun mata aku suka hinggap dimana-mana, tapi hati aku nggak ikutan singgah kok di pria-pria yang ganteng, lucu, banyak bicara itu.

Dan waktu pun terus berlari
Dan aku pun semakin mengerti
Apa yang akan kuhadapi
Apa yang akan aku cari

Kadang, nggak semua yang diinginkan jadi kenyataan, termasuk keinginanku. Daripada meminta hal yang belum tentu ada, mending aku mensyukuri apa yang udah aku punya kan? Dan mungkin bisa ketemu sama kamu adalah salah satu dari sekian banyak hal yang aku syukuri.

Aku tuliskan lagu sederhana
Untuk dirimu yang sangat bijaksana
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya

Aku goreskan lirik sederhana
Untuk dirimu yang sungguh mempesona
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya

Iya, aku juga nggak bisa menulis lirik, apalagi menyanyikan sebuah lagu. Aku cuma bisa menyalin perasaan di hati jadi rentetan kata-kata yang aku sendiri nggak tau, bermakna atau nggak. Dan sampai sekarang pun aku juga nggak begitu mengerti apa itu rasa cinta; apakah aku mencintaimu atau kamu mencintaiku? Baiklah, daripada bertele-tele, aku cuma mau merangkum seluruh tulisan ini menjadi satu kata: terimakasih. Terimakasih untuk telah menjadi bijaksana selama ini.

(inspirasi: lirik Terimakasih Bijaksana - Sheila on 7)

Gambar Buatan Bayu






*tulisan keempatbelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga
**tulisan pesanan dari bayu, yang hari ini udah 22 bulan jadi pacar :p

Senin, 27 Mei 2013

Persiapan Sebelum Wawancara Kerja

Jumat (24/5) kemarin, saya berkesempatan menjadi MC di acara Friday Indepth ECC UGM yang bertema 'Career Workshop & Professional Grooming dengan Caring Colours: Kiat Menyikapi Perjanjian Kerja & Teknik Wawancara'. Sejak kerja part-time di ECC UGM, tugas saya selain bikin database dan liputan, juga kadang-kadang ditodong buat jadi MC Friday Indepth (seminar gratis yang mempertemukan officer perusahaan dengan mahasiswa/fresh graduate) hahaha. Dan kali ini, saya mau share ilmu yang saya dapet dari Friday Indepth bersama Caring Colours (Martha Tilaar Group), yang juga bekerjasama dengan Microsoft Indonesia.

Dari 5 materi yang disampaikan, ada 2 materi menarik yang mau saya bagi disini. Pertama tentang penampilan dan sikap saat wawancara kerja, dan cara menyikapi perjanjian kerja.

Sikap dan penampilan saat wawancara kerja oleh Vony Rosemary (Trainer Caring Colours):

Penampilan Wanita:
  • Wajib dandan! Nggak usah menor, asal kelihatan beda dari biasanya.
  • Untuk rambut panjang, sebaiknya diikat ke belakang atau dijepit yang rapih. Usahain rambut jangan menutupi telinga.
  • Untuk yang pake jilbab, gunakan jilbab sederhana. Warna jangan terlalu ngejreng dan jangan terlalu banyak aksesoris, misal bros kupu-kupu yang gede.
  • Kalo pake rok pendek, ukuran bagusnya 5 cm di atas atau 5 cm di bawah lutut. Kalo nggak terbiasa pake rok pendek, mending jangan kependekan karena bisa membuat duduk nggak nyaman.
  • Pake baju dengan warna yang nggak mencolok, misal hitam, coklat, atau biru.
  • Pake high heels minimal 5 cm. Kalo biasa pake converse atau flat shoes, berkorban dikitlah buat pake high heels sebentar aja :p
  • Pake tas cewek yang tidak terlalu besar, dan jangan pake ransel.

Penampilan Pria:

  • Rambut dan muka rapih. Rambut nggak panjang. Jenggot, kumis, jambang dicukur dulu.
  • Kalo mau pake dasi, panjang dasi sampai pas ikat pinggang, jangan terlalu pendek juga jangan terlalu panjang.
  • Kalo pake kaos kaki, usahakan warna kaos kaki senada dengan celana. Jangan celana hitam, kaos kaki putih, karena akan nggak enak diliat.
  • Walopun cowok, harus peduli dengan kebersihan muka juga. Sebelum masuk ruang wawancara coba cuci muka atau lap dengan tisu/sapu tangan. Karena mungkin banyak debu yang menempel di muka karena naik motor/kendaraan umum.

...bersambung tentang sikap saat wawancara dan cara menyikapi perjanjian kerja, besok :))







*tulisan ketigabelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Minggu, 26 Mei 2013

Quote of The Day

Hari ini saya masih seharian di Bentang Street Festival. Para penulis yang datang di hari kedua ada Dewi Lestari, Sudjiwo Tejo, Claudia Kaunang dkk, penulis remaja dan penulis anak Bentang Belia. Tapi satu yang paling berkesan adalah Sudjiwo Tejo. Dalam talkshow-nya selama 2 jam, ada quote yang sangat mengena buat saya. Mbah Sudjiwo bilang, "Ketika kamu sudah sepakat dengan yang kamu lakukan, mau besar atau kecil uangnya kamu tetap ikhlas melakukanya."

Sabtu, 25 Mei 2013

Bentang Street Festival (hari pertama)

Hari ini dan besok saya ikut membantu acara Bentang Street Festival di bagian Media Centre. Bentang Street Festival adalah festival literasi yang diadain oleh Bentang Pustaka. Acara ini ada di 3 tempat di daerah Sagan, Geronimo Cafe, Waterbank Cafe, dan Myoozik Cafe. Nanti di masing-masing tempat itu ada talkshow dari penulis-penulisnya Bentang Pustaka. Di hari pertama ini ada Billy Boen, Wahyu Aditya, Soleh Solihun, Wow Konyol, JB Sumardianta, dan coaching-coaching clinic. Nah tugas saya itu liputan dari acara-acara talkshow dibagi dengan teman saya, Risa.

Saya kebagian liputan JB Sumardianta penulis Guru Gokil Murid Unyu; Billy Boen, Jonathan dan Palmira penulis Young On Top dan Young On Top Campus Ambassador; dan Soleh Solihun penulis Celoteh Soleh. Dari ketiga yang saya liput (dan saya liat talkshow-nya), saya paling suka sama JB Sumardianta, yang juga guru dari SMA Kolese De Britto. Gak tau ya, mungkin karena orang semakin terkenal, semakin punya karya, semakin ada yang bisa dibanggakan, jadi semakin ada yang bisa disombongkan. Jadi yang saya tidak suka dari Billy dan Soleh, mereka cenderung sombong dalam talkshownya. Gak seperti Sumardianta yang ramah dan hangat.

Tapi, saya juga dapet banyak ilmu dari mereka. Dari Sumardianta (tulisan saya tentang Sumardianta sebelumnya di sini) saya belajar untuk memanusiakan manusia. Kalau kita gak suka diperlakukan seperti itu, jangan melakukan hal yang sama kepada orang lain. Itu yang Sumardianta lakukan saat mengajar murid-muridnya. Dari Billy Boen saya belajar bahwa jika ingin sukses saya harus punya passion, mimpi, dan karakter. Dari kesemua itu, karakter adalah yang paling penting. Karena karakter itulah yang menentukan networking kita, yang menentukan apakah orang-orang senang berhubungan dengan kita atau tidak. Lalu dari Soleh, saya belajar untuk menerima segala tawaran yang datang kepada kita. Untuk menikmati dan menyukuri apa yang kita miliki saat ini, karena saat ini gak akan terulang lagi.

Dan ya, walopun capek dan harus menghabiskan weekend dengan kerja, tapi saya seneng. Karena saya bisa ketemu banyak penulis terkenal dan belajar banyak hal dari mereka. 








*tulisan kesebelas dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Jumat, 24 Mei 2013

Welcome to Jogja, Merika!

Sebagai anak rantau, pasti sangat senang kalo dikunjungi orang-orang kesayangan. Apalagi kalo orang itu adalah sahabatmu. Dan ya, weekend ini sahabat saya SMA, Merika Ageng Fristsadewi sedang main ke Jogja dalam rangka libur UTS-nya. Tapi sayangnya, weekend ini saya lagi ada kerjaan. Ya semoga aja saya bisa tetep punya quality time sama sahabat saya ini. Welcome to Jogja, Merika!

Merika dan Saya di SS Monjali





*tulisan kesepuluh dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Kamis, 23 Mei 2013

Pluralisme di Pantai Ngobaran

Kalo kamu senang menjelajah jejeran pantai di daerah Gunung Kidul, coba deh buat datengin Pantai Ngobaran. Pantai ini terkenal karena terdapat replika dari rumah ibadah berbagai agama di Indonesia, seperti Masjid, Gereja, Pura, dan Wihara. Selain itu, pantai ini juga memiliki pantai yang panjang, ada bagian yang memiliki banyak karang dan ada yang hanya pasir tanpa karang. Pantai Ngobaran juga dikelilingin tebing dan ada tangga buat naik ke atasnya. Tiket masuk ke pantai ini 3 ribu rupiah, yang sudah sepaket dengan tiket masuk Pantai Ngrenehan.

Ini dia foto-fotonya:
Replika Rumah Ibadah

Pantai Ngobaran

Pantai Ngrenehan






*tulisan hari kesembilan dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Rabu, 22 Mei 2013

Sudah Pernahkah Kamu ke Monumen Ngotho?

Tempat wisata murah meriah mana aja yang udah pernah kamu kunjungin di Jogja? Ada yang udah pernah ke Monumen Ngotho?

Jadi beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman SKM Bulaksumur melakukan agenda rutin kami, yaitu pitbul (pit-pitan karo cah bulaksumur). Waktu itu kami memutuskan untuk naik sepeda ke Monumen Ngotho. Nama aslinya itu Monumen Perjuangan TNI AU, tapi karena letaknya di Desa Ngotho, Kabupaten Bantul, makanya dinamain Monumen Ngotho.

Monumen ini didirikan untuk memperingati meninggalnya Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Udara Prof. Dr. Abulrahman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo. Mereka bertiga tewas karena peristiwa jatuhnya Pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan India yang ditembak Belanda dalam misi kemanusiaan. Pesawat yang jatuh pada 29 Juli 1947 ini sebelumnya dijadwalkan akan mendarat di Bandara Maguwo (sekarang Bandara Adisucipto). Di Monumen Ngotho ini juga, Agustinus Adisutjipto dan Abulrahman Saleh. (sumbernya dari sini)

Nonumen Ngotho terbagi jadi jadi dua bagian yang dipisahin sama lapangan. Bagian pertama adalah Pesawat Dakota VT-CLA dan bagian kedua bentuknya mirip pendopo yang di dalemnya ada sejarah-sejarahnya. Masuk ke Monumen Ngotho ini gratis, lho! Enaknya sih kalo kesini sore-sore sambil gelar tiker gitu, terus ngobrol-ngobrol sambil makan-makan deh, hahaha. 


Oh iya kalo akses kesananya, saya dan teman-teman naik sepeda lewat Jalan Imogiri Timur, dari Terminal Giwangan ke selatan. Nah abis itu belok kanan, dan kita belok-belok diantara rumah penduduk yang saya gak begitu ngerti jalannya, hehehe. Tapi kalo misal kamu mau kesana, lewat aja Jalan Imogiri Barat, terus tinggal tanya-tanya deh dimana Monumen Ngoto. Naik kendaraan umum juga bisa ternyata, naik bis jurusan Jogja-Bantul berenti di Jalan Imogiri Barat, lanjut tanya-tanya hahaha.

Kalo kamu ada di Jogja dan punya waktu luang, coba deh sekali-sekali main kesini. Lumayan buat nambah cerita tempat wisata yang udah pernah kamu datengin di Jogja, hehehe.

Replika Pesawat Dakota VT-CLA

Tempat kita bisa membaca sejarah perjuangan bangsa

Saya dan teman-teman pitbul (Itok, Zia, Pandu, Mbak Didi)






*tulisan hari kedelapan dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Selasa, 21 Mei 2013

Plus Minus Lulusan Jogjakarta

Sudahkah kamu tau, mau ngapain setelah lulus? Setiap orang pasti punya tujuan yang beda-beda: mau kerja, mau wirausaha, atau mau S2? Tapi buat banyak orang mainstream kaya saya, sudah jelas milih kerja, hehehe. Dan sekarang, saya mau share sedikit tentang apa sih kekurangan dan kelebihan lulusan-lulusan baru terutama di Jogja menurut beberapa perusahaan. Ya tujuannya sih, cuma buat tambahan referensi aja, syukur-syukur berguna :D

Saya dapet data ini karena saya kerja part-time di sebuah lembaga karir, dan kerjaan saya wawancarain perusahaan. Jadi saya (sedikit) tau tentang apa yang diinginkan perusahaan. Perusahaan yang saya wawancarain ini, terdiri dari perusahaan minyak dan gas, perusahaan konstruksi, perusahaan manufaktur, perusahaan perbankan, perusahaan media, dan masih banyak lagi. Tapi dijamin perusahaan ini adalah perusahaan-perusahaan terbaik di bidangnya.


Menurut para officer (biasa HR) itu, ini dia rangkuman dari kekurangan lulusan jogja:
  1. Kurang baik dalam berkomunikasi. Lulusan daerah Jawa Tengah (dan Jogja pastinya) cenderung gak pintar untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka. Padahal lulusan tengah ini lebih pintar daripada lulusan daerah Jawa Barat (dan Jakarta). Tapi karena lulusan barat lebih jago ngomong, akhirnya beberapa officer lebih seneng sama lulusan barat.
  2. Kurang bisa menjual dirinya. Entah karena tipikal orang jawa (tengah atau jogja) yang sopan atau terlalu rendah diri, kebanyakan lulusan Jogja ga berani buat 'menyombongkan' diri ketika ditanya kelebihan dan skill-nya. Padahal menjual diri sangat penting, apalagi saat tes wawancara.
  3. Kurang pintar Bahasa Inggris. Oke ini in general aja ya. Banyak kok lulusan Jogja yang jago Bahasa Inggris, tapiiiii lebih banyak lagi yang gak bisa Bahasa Inggris. Bahasa Inggris itu mutlak banget buat yang pengen ngelamar di perusahaan multinasional. Kalo di perusahaan nasional, ada beberapa yang minta bisa Bahasa Inggris aktif, tapi ada juga yang ngebolehin Bahasa Inggris pasif aja.
  4. Lebih mengutamakan hak daripada kewajiban. Maksudnya gini, banyak lulusan Jogja yang kalo dikasih kerjaan langsung dikerjain tanpa tanya dulu, akan dapet apa dia dari pekerjaan itu (gaji atau bayaran). Ya bagus sih, tapi kalo ada perusahaan yang licik, kan jadinya kita dipekerjakan semena-mena tanpa dibayar uang tambahan.

Nah kalo ini adalah beberapa kelebihan lulusan Jogja:
  1. Lebih tough dan bisa struggle. Lulusan Jogja, yang mayoritas berasal dari daerah rantau lebih cepat menyesuaikan diri dan cenderung pekerja keras. Alasannya, karena saat kita menjadi mahasiswa rantau, kita cenderung pintar untuk mengatur cara hidup sehari-hari. Dan ternyata hal ini diperhatikan oleh officer lho!
  2. Pribadi yang humble. Ya, tau sendiri lah ya, orang Jogja itu kan gak neko-neko. Jadi lulusan Jogja itu biasanya jadi teman kerja yang baik dan mudah diatur, hahaha.
  3. Biasanya otaknya pintar. Kalo ini banyak diakui, lulusan Jogja (terutama UGM :p) terbukti punya otak pintar dan kreatif dalam menelurkan idenya. Tapi balik lagi kaya di poin kekurangan. Beberapa lulusan gak berani buat ngungkapin idenya.
  4. Mau ditempatin di daerah terpencil. Daerah terpencil ini bukan berarti terpencil banget. Misal perusahaan ini buka site di Jakarta dan Karawang, kalo lulusan Jawa Barat atau Jakarta kebanyakan gak mau ditempatin di Karawang, tapi kalo lulusan Jogja mau-mau aja. Mungkin ini nyambung sama poin nomer 1 ya, kalo lulusan Jogja lebih tough dan bisa struggle jadi mau ditempatin dimana aja, hahaha. Tapi beda kasus kalo penempatan luar Pulau Jawa, karena ada beberapa perusahaan yang mengeluhkan, lulusan Jogja gak mau ditempatin di luar Pulau Jawa.

Nah itu sebagian dari kekurangan dan kelebihan lulusan Jogja berdasarkan wawancara dengan perusahaan. Semoga bisa dijadiin bahan pertimbangan bagaimana harus bersikap saat melamar kerja. Tapi jangan dijadiin pedoman juga, hahaha. Kalo ada kesalahan bisa dikoreksi, kalo ada kekurangan bisa ditambahin. Karena kan saya baru tau teorinya, belom ngerasain prakteknya hehehe.

Sampai jumpa di career tips berikutnya! :D







*tulisan ketujuh dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Senin, 20 Mei 2013

Titip Rindu Buat Ayah

SD"Gimana hasil raport kemaren? Ranking berapa?""Ih Ayah apaan sih tanya-tanya!"
SMP
"Kemaren baru minta duit, sekarang minta lagi, emang buat apa?"Ayah banyak tanya nih!"
SMA"Itu siapa temenmu yang semalem nganter pulang? Pacarmu ya?
"Apaan sih, Ayah mau tau aja!"

Saat masih tinggal di rumah, sebagian anak cenderung dekat dengan ibunya, karena sang ayah bekerja. Pagi hari, ayah berangkat kerja si anak belum bangun. Malam hari, ayah pulang kerja si anak sudah tidur. Begitu rutinitasnya sepanjang minggu. Maka tak heran, banyak anak yang agak asing dan aneh kalau sang ayah bertanya tentang masalah pribadinya. 
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwaBenturan dan hempasan terpahat di keningmuKau nampak tua dan lelah, keringat mengucur derasNamun kau tetap tabahMeski nafasmu kadang tersengalMemikul beban yang makin saratKau tetap bertahan
Kuliah
"Udah makan belom?"

"Uangnya kurang gak?"

"Motornya jangan lupa di servis."

Tapi ternyata, saat kuliah, saat si anak tidak tinggal lagi di rumah, kadang ayah yang lebih sering menanyakan keadaan si anak lebih sering dibandingkan ibu.
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan iniKeriput tulang pipimu gambaran perjuanganBahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahariKini kurus dan terbungkukNamun semangat tak pernah pudarMeski langkahmu kadang gemetarKau tetap setia
 ***
Ayah, dalam hening sepi kurinduuntuk menuai padi milik kitaTapi kerinduan tinggal hanya kerinduanAnakmu sekarang banyak menanggung beban
Selamat ulang tahun Ayahku. Dari seorang anak yang hingga detik ini tidak dekat denganmu.


(inspirasi: lirik Titip Rindu Buat Ayah - Ebiet G. Ade)






*tulisan hari keenam dalam #31HariMenulis tahun ketiga 

Minggu, 19 Mei 2013

Work Hard, Study Hard, and also Play Hard!

"Kerja pasti ada tekanannya, tinggal bagaimana cara kita bisa menyeimbangkan antara kerja dan kehidupan di luarnya." - Rumpoko, Senior Manager HR Kompas Gramedia

Bagi orang yang bekerja atau kuliah selama Senin-Jumat secara rutin, pasti pernah mengalami kejenuhan dalam beraktifitas. Mungkin kamu suka sama pekerjaan kamu, atau mungkin kamu senang dengan mata kuliah di kampusmu. Tapi yang namanya manusia, sesuai dengan kodratnya, pasti akan dihinggapi perasaan bosan karena rutinitas yang terus menerus dilakukan. Untuk itulah hari Sabtu dan Minggu (atau bagi sebagian orang Minggu aja) mayoritas digunakan instansi untuk meliburkan diri. Karena ya, manusia memang butuh jeda. Ibaratnya di sebuah tulisan, antarparagraf itu butuh enter biar pembacanya gak bingung, dan enak dibaca.

Belom lama ini, saya dateng ke acara Friday Indepth (acara rutin ECC UGM) yang pembicaranya adalah Pak Rumpoko atau Pak Koko, Senior Manager HR Kompas Gramedia. Pak Koko bicara tentang bagaimana kita bisa bertahan di dunia kerja. Banyak orang yang mengeluh (termasuk saya kadang-kadang :p) tentang tugas-tugas dalam pekerjaannya (atau tugas kuliah bagi yang masih kuliah). Dan banyak pula orang-orang yang akhirnya menyerah dari pekerjaan/kuliah tersebut lalu memutuskan untuk keluar, atas nama gak ada lagi passion.

Padahal kalo diliat lebih jauh, mungkin ya kamu ini lagi bosen aja sama pekerjaanmu, sama kuliahmu, sama rutinitasmu, bukan karena kamu gak ada passion disitu. Maka dari itu, sebisa mungkin kamu harus memanfaatkan waktu luang di malam hari atau di weekend untuk bersenang-senang. Bersenang-senang itu gak harus piknik di tempat yang jauh kok, bisa aja dateng ke rumah/kos sahabatmu terus kamu ngobrol ngalor ngidul. Itu juga bisa bikin kita seneng lagi kan?

Menurut Pak Koko, kita harus pinter-pinter ngatur waktu kerja/kuliah. Usahain kamu gak lembur bagi yang udah kerja. Karena lembur itu selain bikin rugi karyawan juga kadang bikin rugi perusahaan (yang ngeluarin cost lebih banyak, haha). Selain itu, gak melulu hidupmu buat pekerjaan dan kuliah kan? Karena ketika otakmu sudah fresh, suasana hati yang senang itu bisa kamu bawa ke tempat kerja/kuliah. Jadinya kamu gak bosen lagi deh sama rutinitasmu. Inget, kita harus work hard, study hard, and also play hard.

Jadi, apa yang kamu lakukan di weekend ini? Kalo saya sih nonton TV bareng-bareng sama temen kos, makan sama temen SMA, ke Sunday Morning sama temen kerja, sama nonton konser GMCO dan Mocca sama temen kuliah dan pacar. Cukup play hard kan? Hehehe :D







*tulisan kelima dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Sabtu, 18 Mei 2013

Mari ke Candi Sambisari!

Mau jalan-jalan yang murah meriah, gak jauh dari Kota Jogja, dan oke buat foto-foto? Dateng aja ke Candi Sambisari. Menurut Wikipedia, candi ini termasuk kedalam candi Hindu yang dibangun abad ke-9 Masehi di jaman Kerajaan Mataram Kuno yang saat itu dipimpin oleh Rakai Garung.

Candi ini letaknya di deket Jalan Solo. Misal kamu dari Jembatan Janti, ikutin aja Jalan Solo lurus ke arah timur. Patokannya kalo udah di deket-deket Akademi Angkatan Udara yang letaknya di kanan jalan (utara), liat deh kiri jalan (selatan). Ntar ada belokan agak gede, yang di pojoknya ada tulisan Candi Sambisari. Nah kamu belok kiri deh. Lurus terus sampe mentok, sampailah di tempat tujuan :D

Harga tiket masuk Candi Sambisari itu murah banget. Cuma 2000 rupiah! Ya kalo sama parkir motor tambah 1000 lagi, haha. Keunikan candi ini, bentuknya cekung ke dalam tanah yang dalemnya 6,5 meter dari permukaan tanah. Jadi kalo dari pintu masuk, kita harus turun pake tangga dulu buat sampe ke candi ini. Candi ini terdiri dari 1 candi utama dan 3 candi kecil. Candi utama sendiri bentuknya segi empat yang di dalemnya ada ruangan kecil berisi lingga dan yoni. Taman di sekitaran candi ini juga rindang. Jadi selain buat foto-foto di candi, kamu juga bisa sambil piknik di pinggiran candinya.

Kalo masalah penjelasan tentang arca atau relief atau bagian-bagian di Candi Sambisari, saya gak begitu ngerti. Tapi kamu bisa coba tanya temen saya yang namanya Ferdi. Dia lulusan Sastra Nusantara UGM, yang skripsinya tentang Candi Sambisasari. Dijamin, dia akan ngejelasin sedetail-detailnya :))

Jadi gimana, tertarik gak buat jalan-jalan atau foto-foto atau piknik-piknik di Candi Sambisari?

Candi Sambisari

Tambul (Tamasya SKM UGM Bulaksumur), November 2012

Saya dan Puput (teman Kompas MuDA Jakarta), Desember 2012






*tulisan keempat dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Jumat, 17 Mei 2013

Belajar dari Pak Guru Gokil

"Kehidupan yang sukses itu berasal dari buku yang kita baca dan orang-orang yang bergaul dengan kita." - J. Sumardianta

Pak Guru Gokil di Sebelah Kanan
Malam ini saya berkesempatan buat datang di acara perayaan #HariBukuNasional yang diadain sama Bentang Pustaka. Acara ini berkonsep mengobrol dengan praktisi sambil duduk lesehan dan makan angkringan. Nah pembicara yang hadir di acara tadi adalah Pak J. Sumardianta atau dikenal dengan Pak Guru Gokil. Beliau baru aja menerbitkan buku yang judulnya GGMU. Bukan, bukan Glory Glory Manchester United atau Goodbye Goodbye Manchester Unit, tapi Guru Gokil Murid Unyu :))

Sebelumnya saya sudah pernah dateng di acara SKM UGM Bulaksumur yang pembicaranya Pak Guru Gokil ini. Dan sejak pertama ketemu dulu, saya langsung mengidolakan Pak Guru yang juga mengajar di SMA Kolese De Brito (JB), Jogja. Selain bicara dengan guyonan-guyonan yang gokil tenan, beliau adalah pencerita yang baik. Pak Guru juga mengenalkan konsep seperti ini, "Mengajar tidak sama dengan belajar, jadi jika menjadi pengajar buatlah suasana mengajar seperti bermain, bukan belajar."

Di sekolahnya,  beliau memilih untuk tidak sok tahu memberikan banyak teori-teori yang bisa bikin murid bosan. Beliau lebih memilih untuk menunjukkan kenyataan langsung daripada hanya berbicara yang tidak nyata. "Murid itu tidak suka dinasehati, mereka lebih suka diberi inspirasi," ungkap Pak Guru.

Dan ya, memang benar sih, gak cuma murid sekolah, hampir semua orang gak suka dinasehati atau digurui orang lain, apalagi kalo orang itu gak lebih baik dari kita. Dengan mendengar inspirasi dari cerita-cerita yang sudah ada, justru kita bisa memilih mana cerita yang baik dan mana cerita yang buruk, dan dengan sendirinya kita akan belajar.

Lalu tentang hari buku nasional sendiri, Pak Guru menjelaskan bahwa buku adalah investasi masa depan. Beliau dapat berbicara di depan umum atau bercerita di depan murid-muridnya, ya ilmunya dapat dari buku. Beliau pun berucap, "Jika ingin bahagia, maka banyak-banyaklah membaca lalu menuliskannya dan bagilah pengetahuan tersebut kepada orang lain."

Di akhir acara, beliau pun berpesan untuk tetap membaca dan menulis. "Karena membaca adalah piranti lunak untuk merencanakan hidup," pungkasnya. Lalu beliau pun berpesan, kehidupan yang sukses itu berasal dari buku yang kita baca dan orang-orang yang bergaul dengan kita.

Ya, malam ini saya belajar banyak sekali dari Pak Guru. Tentang konsep mengajar yang baik, juga tentang pentingnya buku bagi hidup kita. Terimakasih Pak Guru, semoga karirnya bisa melesat sebaik plesetan-plesetan yang sering Pak Guru ungkapkan, hehehe.






*tulisan ketiga dalam #31HariMenulis tahun ketiga

Kamis, 16 Mei 2013

Kamu Belum Gaul Kalau Belum ke Goa Pindul

"Kalau belum mampu traveling yang jauh dan mahal, cobalah menjelajahi tempat kamu tinggal, apalagi kamu tinggal di Jogja."

Mungkin itu sih yang coba saya lakukan. Saya ini suka jalan-jalan, tapi ga punya banyak uang kalo mau nurutin kesukaan. Beruntungnya selama kurang lebih 4 taun ini saya tinggal di Jogja, propinsi yang ada banyak banget tempat wisata murah meriahnya. Yeay!

Dan destinasi wisata yang baru-baru ini saya datengin adalah Goa Pindul! Ya bolehlah bilang saya ga up-to-date karena baru dateng ke Goa Pindul di taun ke-4 saya di Jogja. Bahkan sama Jebraw Jalan-Jalan Men aja kalah, haha. Itupun saya ke Goa Pindul karena ada sahabat saya, Indah, dari Purwokerto yang mau liburan ke Jogja. Thanks to Indah, kalo dia gak Jogja, kapan lagi saya ke Goa Pindul, hahaha.

Goa Pindul adanya di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul. Kalo naik mobil/motor 2,5 jam-an lah dari Jogja. Kalo naik umum saya kurang tau ada apa enggak, hehe. Tempat wisata ini menawarkan beberapa paket diantaranya Cave Tubing di Goa Pindul, Rafting di Sungai Oyo, Susur Goa Gelatik, Susur Goa Sriti, dll. Di kawasan Goa Pindul banyak banget agen wisatanya (ya gak banyak sih sekitar 5 kayaknya, hehe). Tiap agen wisata, harga paketnya juga beda-beda. Kalo saya kemaren, dapet agen wisata (lupa namanya) yang lumayan murah dibanding yang lainnya. Dan saya ambil paket Cave Tubing Goa Pindul sama Rafting Sungai Oyo, yang harganya 25 ribu per paket.

Kami berfoto di pintu masuk Goa Pindul
Masuk ke Goa Pindul kita dipandu sama beberapa mas mas guide yang dengan sabar ngejelasin secara detail tentang Goa Pindul. Bener-bener detail, apalagi saya dan beberapa pengunjung rata-rata cerewet, nanya mulu :p Di Goa Pindul, kita duduk diatas ban dan masuk ke goa basah yang kedalaman airnya sampe 8 meter. Gelap banget di dalem Goa Pindul, sampe-sampe semua foto kita ga ada bagus karena cuma foto dari hape yang gak ada flash-nya, hehe. Ya sekitaran 45 menit lah kita di Goa Pindul.

Terus lanjut ke Sungai Oyo. Dari Goa Pindul, kita disediain pick-up buat menuju Sungai Oyo. Dan dengan tiba-tiba hujan deras disana. Tapi mas mas guide-nya bilang, aman untuk rafting walaupun hujan. Mas mas guide-nya juga bilang, kita beruntung rafting pas hujan, karena lebih asyik. Ternyata bener apa yang dibilang mas mas guide, rafting dibawah air hujan itu seru banget! Ya sambil hati ketar ketir sih kalo kalo tenggelem dan kebawa arus, haha. Oh iya, rafting disini bukan kaya di Sungai Elo yang satu perahu isi 6 orang. Tapi rafting di Sungai Oyo ini cuma pake ban kaya cave tubing di Goa Pindul. Jadi kebayang dong ngerinya? Hehehe. Di tengah sungai pas rafting, kita boleh berhenti dan naik ke atas tebing buat loncat dari atas tebing ke sungai. Sayangnya karena saya cupu jadinya gak nyobain loncat deh, hahaha. Rafting ini makan waktu sekitar 1 jam.

Menurut saya, kawasan wisata Goa Pindul ini adalah salah satu tempat yang wajib kamu kunjungin di Jogjakarta. Apalagi kalo kamu tinggal atau kuliah disini, rugi banget kalo ga ke Goa Pindul, haha. Ya walaupun polemik ijin dan safety dari Goa Pindul masih jadi perdebatan, tapi ya lumayan lah jadi tempat piknik penghilang penat. Yang menurut saya oke sih, dari daerah Jalan Wonosari udah banyak mas mas guide yang lalu lalang naik motor, dan mau nganterin kita ke Goa Pindul dengan gratis. Ya emang sih itu bagian dari kerjaannya, tapi saya terkesima aja, haha. Dari kawasan wisata Goa Pindul, banyak kawasan wisata lainnya yang gak begitu jauh buat dikunjungin, kaya Air Terjun Sri Gethuk, Gunung Api Purba Nglanggeran, dan deretan pantai-pantai oke Gunung Kidul.

Oh ya ternyata, di hari yang sama saya ke Goa Pindul itu adalah hari yang sama pas beberapa wisatawan kejebak hujan dan hilang di Goa Sriti. Berita lengkapnya di sini. Tapi untungnya gak ada korban jiwa, dan untungnya lagi saya dan teman-teman gak ambil paket Goa Sriti :)

Ya akhir kata, jalan-jalan lah ke tempat wisata yang gak jauh dari rumahmu sebelum kamu jalan-jalan ke tempat yang jauh dan mahal.

Goa Pindul (source)

Sungai Oyo (source)







*tulisan kedua dalam #31HariMenulis tahun ketiga
**makasih buat Indah, Randy, Shinta, dan Nucky buat jalan-jalannya ke Goa Pindul

Rabu, 15 Mei 2013

31 Hari Menulis

Waktu saya kecil, gak pernah ada pikiran buat jadi penulis atau jurnalis. Karena ya, emang saya lebih suka ngomong sih daripada nulis hahaha. Tapi terpujilah Jurusan Ilmu Komunikasi UGM yang akhirnya membawa saya ke arus kata-kata hingga bercita-cita menjadi kuli tinta. Ya, jurusan inilah yang memaksa saya untuk suka menulis, lalu secara asal membuat saya bergabung di pers kampus, dan sampai sekarang (alhamdulillah-nya) ‘terjebak’ di dunia ini.

Bukan, saya bukan Raditya Dika atau Rahne Putri atau Alexander Tian atau so-called-selebtwit lain yang pada nerbitin buku berjamaah. Jangan sebut saya jurnalis kenamaan macam Goenawan Mohamad atau Andreas Harsono atau tokoh lain yang bukunya jadi pedoman mahasiswa jurnalistik. Saya lebih suka menyebut diri saya reporter ketimbang penulis apalagi jurnalis. Karena ya selama ini saya cuma me-report kejadian-kejadian yang ada melalui tulisan, hehehe.

Saya suka ketika jari-jari menari membentuk kata-kata. Saya juga senang pada proses sebelumnya, bertemu orang baru untuk wawancara. Tapi hal yang paling susah dilakukan adalah, menjaga konsistensi dari dalam diri, haha. Mungkin itulah alasan saya ikutan program 31 Hari Menulis, ingin belajar disiplin. Walaupun pada kenyataannya, selepas program ini blog saya sepi-sepi aja, hehehe. Ya gapapalah yang penting ada satu bulan dalam setahun dimana blog saya ini merangkak drastis baik tulisan maupun statistiknya.

Dan, marilah kita baca bismillah untuk memulai program ini ditengah merayapnya deadline skripsi, kerjaan, dan hal-hal gak penting lainnya. Karena menulis bisa membuatmu kaya. Semoga saya (dan peserta lainnya) istiqomah. Semoga Tuhan memberkati. And let's become a dancer on your papers guys!






*tulisan kesatu dalam #31HariMenulis tahun ketiga