Senin, 20 Mei 2013

Titip Rindu Buat Ayah

SD"Gimana hasil raport kemaren? Ranking berapa?""Ih Ayah apaan sih tanya-tanya!"
SMP
"Kemaren baru minta duit, sekarang minta lagi, emang buat apa?"Ayah banyak tanya nih!"
SMA"Itu siapa temenmu yang semalem nganter pulang? Pacarmu ya?
"Apaan sih, Ayah mau tau aja!"

Saat masih tinggal di rumah, sebagian anak cenderung dekat dengan ibunya, karena sang ayah bekerja. Pagi hari, ayah berangkat kerja si anak belum bangun. Malam hari, ayah pulang kerja si anak sudah tidur. Begitu rutinitasnya sepanjang minggu. Maka tak heran, banyak anak yang agak asing dan aneh kalau sang ayah bertanya tentang masalah pribadinya. 
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwaBenturan dan hempasan terpahat di keningmuKau nampak tua dan lelah, keringat mengucur derasNamun kau tetap tabahMeski nafasmu kadang tersengalMemikul beban yang makin saratKau tetap bertahan
Kuliah
"Udah makan belom?"

"Uangnya kurang gak?"

"Motornya jangan lupa di servis."

Tapi ternyata, saat kuliah, saat si anak tidak tinggal lagi di rumah, kadang ayah yang lebih sering menanyakan keadaan si anak lebih sering dibandingkan ibu.
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan iniKeriput tulang pipimu gambaran perjuanganBahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahariKini kurus dan terbungkukNamun semangat tak pernah pudarMeski langkahmu kadang gemetarKau tetap setia
 ***
Ayah, dalam hening sepi kurinduuntuk menuai padi milik kitaTapi kerinduan tinggal hanya kerinduanAnakmu sekarang banyak menanggung beban
Selamat ulang tahun Ayahku. Dari seorang anak yang hingga detik ini tidak dekat denganmu.


(inspirasi: lirik Titip Rindu Buat Ayah - Ebiet G. Ade)






*tulisan hari keenam dalam #31HariMenulis tahun ketiga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar