"Yang bisa membebaskan kemiskinan adalah pendidikan."Gitu kata banyak orang. Saya setuju sih sama hal itu.
Saya tinggal di lingkungan yang bisa dibilang sebagian besar warganya menengah ke bawah. SES B ke C mungkin kalau bahasa marketing. Pekerjaan bapak-bapak di sini memang ada beberapa yang menjadi polisi, tapi banyak juga yang menjadi abang ojek, tukang parkir, atau kuli bangunan. Anak-anak mudanya hampir sebagian besar hanya sekolah sampai SMA, lalu berbondong-bondong melamar ke pabrik sekitaran rumah. Banyak juga yang setelah SMP, malas untuk sekolah di jenjang SMA. Hanya sedikit sekali yang sampai kuliah, bisa dihitung pakai jari malah. Beberapa dari anak-anak yang orang tuanya mampu pun, seringkali nggak ingin lanjut kuliah.
Tinggal di lingkungan ini membuat saya merasa sangat bersyukur. Pendidikan adalah sebuah privilese menurut saya. Bisa sekolah sampai tingkat universitas dan punya orang tua yang mendukung, privilese yang sangat-sangat saya syukuri. Saya akui, orang tua saya termasuk ke SES C. Bapak saya sudah pensiun saat saya kuliah semester 4. Saya pernah mengalami susahnya merantau saat kuliah. Nyari beasiswa sana sini, kerja part time ini itu. Keadaan memang sulit, tapi saya tetap lulus kuliah. Dua adik saya juga semuanya kuliah.
Walau saya sering beda pendapat dan kadang nggak suka sama keputusan-keputusan hidup orang tua saya, salah satu alasan saya tetap hormat sama mereka karena mereka mengizinkan saya untuk mengenyam pendidikan. Orang tua saya memberikan privilese itu untuk saya, untuk adik-adik saya. Orang tua saya, yang dari segi keuangan nggak jauh berbeda sama tetangga-tetangga saya, tetap mendorong anak-anaknya untuk sekolah. Orang tua saya, yang mungkin hutangnya di mana-mana untuk biaya uang pangkal masuk, nggak pernah menyuruh saya dan adik-adik untuk berhenti sekolah dan harus bekerja.
Sekarang, saya nggak bilang kalau sudah terbebas dari kemiskinan. Tapi seenggaknya, sekarang saya bisa kasih uang belanja ke Ibu saya dan kami sekeluarga nggak perlu lagi bingung mau makan apa tiap hari. Adik saya yang baru saja bekerja, hari ini bisa beliin Ibu saya HP baru walau second.
Di tengah pandemi seperti ini, saya bersyukur kami sekeluarga masih bisa bertahan dan masih bisa ikut bantu tetangga sedikit-sedikit. Semua hal yang akhirnya kami rasakan sekarang, tak lepas dari privilese yang orang tua saya berikan kepada saya dan adik-adik. Privilese untuk menikmati pendidikan, yang berefek saya dan adik-adik mendapat pekerjaan yang layak. Bonusnya, juga mendapat jaringan pertemanan yang bisa membantu jika kami kesulitan.
Karena sedang Hari Pendidikan Nasional, saya cuma ingin bilang; untukmu yang bisa mendapatkan pendidikan bahkan sampai ke jenjang tertinggi, itu adalah sebuah privilese. Jangan lupa syukuri itu dan jangan lupa untuk memanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar